Sukses

Mentan Amran: Produksi Padi Tembus 30 Juta Ton hingga Akhir 2024

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menuturkan, produksi padi Indonesia tahun ini mengalami hasil yang cukup menggembirakan di tengah faktor cuara ekstrem

Liputan6.com, Jakarta - Produksi padi dalam negeri tembus 30 juta ton lebih hingga akhir Desember 2024. Produksi padi dinilai cukup baik di tengah tantangan El Nino.

Demikian disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman seperti dikutip dari Antara, Selasa (31/12/2024).

"Produksi padi terakhir itu, alhamdulillah 30 juta ton hampir 31 juta ton (hingga Desember 2024)," ujar Mentan Amran ditemui usai Rapat Koordinasi bersama Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo dan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Tandyo Budi R untuk mewujudkan swasembada pangan di Kantor Kementan Jakarta, Senin, 30 Desember 2024.

Mentan Amran menuturkan, produksi padi Indonesia tahun ini mengalami hasil yang cukup menggembirakan meskipun tantangan alam seperti El Nino. Meski begitu, dia tidak menyebutkan secara rinci produksi padi pada tahun 2024.

Amran menuturkan, total produksi padi hampir mendekati 31 juta ton. Hasil ini menggembirakan, mengingat beberapa faktor cuaca ekstrem yang terjadi sepanjang tahun.

"Tahun ini itu (produksi padi) 30 juta ton lebih, kalau tidak salah kita itu hanya minus 500 ribuan ton dari tahun sebelumnya. Padahal ada El Nino, ada La Nina, ada kekeringan," kata Mentan Amran.

Pada awal tahun, diprediksi ada potensi defisit besar dalam produksi padi. Prediksi awal bahkan menyebutkan kemungkinan kekurangan pasokan padi bisa mencapai sekitar 5 juta ton.

Hal itu karena dampak dari adanya fenomena cuaca El Nino dan La Nina yang menyebabkan kekeringan dan gangguan iklim yang cukup signifikan di beberapa daerah penghasil padi.

Namun, meskipun ada ancaman tersebut, Amran menuturkan,  produksi padi Indonesia hanya mengalami penurunan kecil, yakni sekitar 500 ribu ton dari tahun sebelumnya.

"Yang rencananya dulu itu kita prediksi itu bisa defisit sekitar 5 juta ton. Tapi alhamdulillah ini hanya 500 ribu ton atau 0,5 juta ton," kata Amran.

2 dari 4 halaman

Bebas Impor Beras pada 2025

Dalam kesempatan sebelumnya, Mentan meyakini Indonesia pada 2025 sudah terbebas dari impor beras, mengingat produksi di tahun tersebut ditargetkan mencapai 32 juta ton.

Pihaknya saat ini menargetkan untuk mencapai swasembada pangan secepatnya sesuai arahan dari Presiden Prabowo Subianto dalam Astacita.

"Kalau swasembada jangan impor lagi. Itu cari persoalan lagi," kata Mentan Selasa (26/11).

Ia menjelaskan produksi pada tahun 2025 meningkat secara tahunan sebanyak 1 juta ton dibandingkan tahun 2024. Sehingga dirinya memastikan hal tersebut bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Sementara itu, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) luas panen padi pada tahun 2024 diperkirakan 10,05 juta hektare, angka ini mengalami penurunan sebanyak 167,25 ribu hektare atau 1,64 persen dibandingkan luas panen padi di tahun 2023 yang sebesar 10,21 juta hektare.

Sedangkan produksi padi pada tahun ini diperkirakan sebesar 52,66 juta ton gabah kering giling (GKG), mengalami penurunan sebanyak 1,32 juta ton GKG atau 2,45 persen dibandingkan produksi padi di tahun sebelumnya yang sebesar 53,98 juta ton GKG.

Adapun produksi beras pada tahun 2024 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 30,34 juta ton, mengalami penurunan sebanyak 757,13 ribu ton atau 2,43 persen dibandingkan produksi beras di tahun 2023 yang sebesar 31,10 juta ton.

 

3 dari 4 halaman

Luas Sawah Kota Bandung Tinggal 4 Persen dari Total Wilayah, Produksi Padi Capai 8,2 Ton per Hektare

Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung mencatat luas lahan sawah di kota kini sekitar 702 hektare. Jumlah tersebut terhitung 4 persen saja dari total wilayah Kota Bandung.

Kepala DKPP Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar menyebut, meski memiliki keterbatasan lahan, produktivitas padi diklaim tertinggi di Jawa Barat, yakni mencapai 8,2 ton per hektare.

"Luas lahan sawah yang tersisa hanya sekitar 702 hektare atau 4% dari total wilayah. Namun, produktivitas padi kami mencapai 8,2 ton per hektare, tertinggi di Jawa Barat," kata Gin Gin lewat keterangan pers, 24 Desember 2024.

Pemerintah Kota Bandung juga diaku berkomitmen untuk mempertahankan dan memanfaatkan Lahan Sawah Dilindungi (LSD) dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Dalam rangka mengejar target swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah pusat, kata Gin Gin, Pemerintah Kota Bandung juga akan memaksimalkan potensi pertanian perkotaan atau urban farming melalui program Buruan Sae.

Pemerintah Kota Bandung pun disebut akan sejalan dengan arahan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pangan bersama 12 kementerian/lembaga terkait, yang menekankan pentingnya pengelolaan irigasi, distribusi pupuk, penyuluhan pertanian, budidaya ikan, serta pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. 

 

4 dari 4 halaman

Pemkot Bandung Bakal Perbesar Potensi Pertanian

"Melalui urban farming, masyarakat diajak memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah untuk menanam sayur, buah, hingga budi daya ikan. Ini menjadi bagian dari strategi kami untuk meningkatkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga," dia menambahkan.

Gin Gin mengatakan, Pemerintah Kota Bandung akan terus memperbesar potensi pertanian dengan meningkatkan sarana prasarana, seperti pupuk, bibit, hingga penerapan teknologi pertanian yang lebih modern. 

"Tingkat produktivitas di Bandung mencapai 8,2 ton per hektare, yang merupakan yang tertinggi di Jawa Barat. Bahkan, kami mendapat peringkat pertama untuk produktivitas ini," katanya.

"Oleh karena itu, kami akan terus memperbesar potensi ini dengan meningkatkan sarana prasarana, seperti pupuk, bibit, hingga penerapan teknologi pertanian yang lebih modern," imbuhnya.

 

Video Terkini