Liputan6.com, Jakarta - Emily Hayes, pengacara berusia 32 tahun, memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya di firma hukum besar dan pindah ke perusahan baru dengan penurunan gaji hingga USD 150.000 atau kurang lebih Rp 2,4 miliar (estimasi kurs Rp 16.225 per USD) demi hidup yang seimbang.
Hayes lulus dari Sekolah Hukum Stanford pada 2019 dan memulai kariernya dengan pekerjaan di firma hukum ternama.
Baca Juga
Sebagai rekanan di O'Melveny & Myers di Los Angeles, dia mendapatkan penghasilan lebih dari USD 300.000 per tahun. Namun, tekanan kerja, jam lembur panjang, dan tuntutan klien mulai memengaruhi kesehatannya.
Advertisement
“Titik puncaknya terjadi pada April 2023,” kenang Hayes dikutip dari CNBC, Sabtu (4/1/2025).
Saat bekerja lembur di akhir pekan untuk persiapan arbitrase, dia mendapati dirinya menangis karena merasa terjebak antara pekerjaan dan dukungan untuk orang-orang yang dia sayangi.
“Saya panik dengan ketegangan di antara keduanya,” ujarnya kepada CNBC.
Dia menyadari bahwa pekerjaannya mengorbankan hidupnya.
“Anda harus benar-benar mencintai pekerjaan ini agar pengorbanan waktu terasa sepadan,” katanya.
Beralih ke Dunia Teknologi
Pada musim semi 2023, Hayes mulai mencari peluang lain dan menemukan jalur karier baru di bidang teknologi sebagai penasihat produk.
Pekerjaan ini menggabungkan keahlian hukum dengan strategi bisnis dan menawarkan jam kerja yang lebih manusiawi sebanyak 40 jam per minggu dengan fleksibilitas bekerja dari rumah.
Setelah berbincang dengan teman-temannya, kemudian Hayes melamar posisi di sebuah perusahaan teknologi di San Francisco.
Gajinya kini menurun menjadi USD 220.000 per tahun atau Rp 3,5 miliar, lebih rendah dari pendapatannya sebelumnya sebesar USD 370.000 atau kurang lebih Rp 6 miliar.
Meski demikian, dia memutuskan bahwa hidup yang lebih seimbang jauh lebih penting.
"Memiliki kebebasan dan keseimbangan itu tak ternilai harganya," kata Hayes.
Tantangan Gaji Turun
Ia menjelaskna, menyesuikan diri dengan penurunan gaji sebenarnya sangat mudah. Sebelumnya, Hayes bisa berbelanja dan membayar pinjaman dengan bebas tanpa khawatir.
Kini, ia harus lebih berhati-hati dengan pengeluaran dan memulai kebiasaan mengatur anggaran.
“Saya masih sangat beruntung karena tetap bisa hidup nyaman,” ujarnya.
Namun, pindah ke San Francisco membuat biaya hidupnya sedikit lebih tinggi. Hayes bahkan mendokumentasikan perjalanannya dalam mengatur anggaran melalui video TikTok untuk berbagi pengalaman dengan orang lain.
Kebahagiaan yang Tak Ternilai
Setelah hampir satu tahun bekerja di pekerjaan barunya, Hayes merasa jauh lebih bahagia. Dia tidak lagi mengalami stres berat, kurang tidur, atau nyeri rahang seperti sebelumnya.
Advertisement
Coba Hobi Baru
"Saya menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman-teman, pergi ke Pilates, mencoba hobi baru, dan membeli mesin jahit," ungkapnya. “Saya merasa lebih bebas, dan itu benar-benar membuat hidup saya lebih baik.”
Bagi Hayes, meninggalkan pekerjaan bergaji besar bukanlah pengorbanan, melainkan investasi untuk kesehatannya, hubungannya, dan masa depannya. "Saya sangat bahagia," katanya dengan penuh keyakinan.