Sukses

Harga Emas Sentuh Posisi Tertinggi dalam 2 Minggu, Tembus Level Segini

Sejumlah sentimen mendongkrak harga emas mulai dari penantian kebijakan moneter the Fed hingga aksi beli.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua minggu pada Kamis, 2 Januari 2025. Kenaikan harga emas didorong pembelian aset safe haven. Selain itu, pasar juga mengambil posisi menjelang keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Tak hanya itu, tarif perdagangan Presiden Terpilih AS Donald Trump yang akan segera berlaku juga bayangi harga emas. Seiring sentimen itu, harga emas di pasar spot naik 1,2 persen menjadi USD 2.654,94 per ounce, mencapai titik tertinggi sejak 16 Desember 2024. Harga emas berjangka AS menguat 1 persen menjadi USD 2.668,1. Demikian mengutip CNBC, Jumat (3/1/2025).

“Saya tidak melihat ada yang menggerakkan pasar dalam berita, tetapi kekuatan geopolitik (ketegangan internasional serta ketidakpastian keuangan, apalagi menjelang pelantikan Presiden Terpilih Trump) mendukung,” ujar Analis StoneX Rhona O’Connel lewat email.

Adapun emas batangan tumbuh di lingkungan suku bunga rendah dan bertindak sebagai lindung nilai terhadap risiko ekonomi dan geopolitik.

Rusia melancarkan serangan pesawat nirawak di Kyiv pada Rabu pagi, menyebabkan kerusakan di sedikitnya dua distrik, sementara militer Israel menyerang pinggiran Kota Gaza.

Pelaku pasar menunggu data lowongan kerja AS minggu depan, laporan ketenagakerjaan ADP, notulen rapat FOMC Desember dari the Fed, dan laporan ketenagakerjaan AS untuk mengukur prospek suku bunga untuk 2025.

Pada 2024, pemangkasan suku bunga, pembelian oleh bank sentral, dan ketegangan geopolitik mendorong emas ke rekor tertinggi dengan kenaikan tahunan lebih dari 27%, kenaikan terbesar sejak 2010.

 "Koreksi atau konsolidasi di awal tahun dapat menjadi panggung bagi reli baru," ujar Analis Forex.com, Fawad Razaqzada.

 

2 dari 4 halaman

Target Harga Emas

Ia menambahkan, target harga emas sebesar USD 3.000 per ounce dapat dicapai. "Berakhirnya 'perdagangan Trump' — sebuah fenomena yang ditandai dengan dolar AS yang kuat dan pasar ekuitas yang kuat — dapat melemahkan dolar dan meningkatkan harga emas."

Selain itu, pelantikan Trump pada 20 Januari telah meningkatkan ketidakpastian, dengan tarif yang diusulkan dan kebijakan proteksionis yang diperkirakan akan bersifat inflasioner dan berpotensi memicu perang dagang.

Di antara logam lainnya, harga perak di pasar spot naik 2% menjadi USD 29,44 per ounce, paladium turun 0,1% menjadi USD 909,25 dan platinum naik 1,8% menjadi USD 921,2.

3 dari 4 halaman

Harga Emas Melonjak 26% sepanjang 2024, Tahun Ini Bakal Lebih Cerah?

Sebelumnya, harga emas berada di jalur kenaikan terbesar dalam 24 tahun atau sehak 2010. Harga emas dunia melonjak 26% sepanjang 2024.

Kenaikan harga emas ini terjadi karena sepanjang 2024 terdapat sejumlah sentimen yang membuat investor memborong aset safe haven. Salah satu sentimen tersebut adalah pemangkasan suku bunga bank sentral.

Namun memang, harga emas dunia sempat mengalami tekanan dan investor berubah lebih hati-hati menanggapi rencana kebijakan pemerintahan kedua Donald Trump.

Mengutip CNBC, Kamis (2/1/2025), harga emas spot naik 0,7% menjadi USD 2.622,85 per ons dan harga emas berjangka AS naik 0,8% menjadi USD 2.638,10 per ons.

Pembelian bank sentral yang kuat, ketidakpastian geopolitik, dan pelonggaran kebijakan moneter mendorong reli emas safe haven yang memecahkan rekor pada 2024, mendorongnya ke level tertinggi sepanjang masa di USD 2.790,15 per ons pada 31 Oktober.

Analis memperkirakan faktor-faktor yang mendukung emas batangan pada 2024 akan bertahan hingga 2025, meskipun mereka juga mengutip potensi hambatan dari kebijakan Trump yang dapat memicu inflasi dan memperlambat penurunan suku bunga Federal Reserve.

“Emas berada dalam pasar bull sekuler, tetapi arah perjalanannya tidak akan searah pada tahun 2025 seperti pada tahun 2024,” kata analis logam mulia MKS PAMP SA Nicky Shiels.

“Puncak ketakutan politik telah berlalu setelah kemenangan telak Trump. Tren pembelian Bank Sentral akan berlanjut pada kecepatan yang sama pada 2025, tetapi aliran akan tetap lebih rahasia mengingat ancaman tarif Trump pada negara-negara yang dianggap secara aktif melakukan de-dolarisasi.” jelas dia.

4 dari 4 halaman

Euforia Trump

Emas batangan tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah, bertindak sebagai lindung nilai terhadap risiko ekonomi dan geopolitik.

Reli tersebut kehilangan momentum pada November karena dolar menguat dampak "euforia Trump." Pada bulan tersebut AS tengah melakukan pemilu dan hasilnya Donald Trump mampu mengalahkan kandidat saingannya yaitu Kamala Harris. 

"Kami pikir pasar emas telah berhenti sejenak setelah pemilihan presiden AS tetapi akan kembali pada 2025 didukung oleh kemerosotan lebih lanjut di pasar tenaga kerja AS, suku bunga yang masih tinggi membebani pertumbuhan, dan permintaan ETF yang lebih tinggi," kata analis logam Citi Global Markets Tom Mulqueen.

Logam Mahal Lainnya

Perak menuju tahun terbaiknya sejak 2020, setelah naik hampir 22% sejauh ini. Platinum dan paladium ditetapkan untuk kerugian tahunan dan telah turun lebih dari 8% dan 17%.

Mulqueen dari Citi melihat harga perak naik menjadi USD 36 per ons sebagai respons terhadap defisit pasar yang besar dan pemotongan suku bunga Fed hingga tahun 2025. Mengutip hambatan untuk pertumbuhan permintaan industri pada tahun 2025, ia tidak berharap hal itu akan mengungguli emas.

 

Video Terkini