Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) telah meraih kontrak baru sebesar Rp 19,96 triliun di November 2024. Perolehan ini menandai peningkatan sebesar 17,6% dibandingkan capaian Oktober yang tercatat Rp 16,98 triliun.
Kontrak baru tersebut juga turut menambah perolehan kontrak berjalan Wijaya Karya, dimana hingga November 2024 total kontrak pekerjaan perseroan mencapai Rp 64,37 triliun.
Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito (BW) optimistis pada langkah transformasi yang telah dilakukan Perseroan dengan berokus pada keunggulan eksekusi proyek, diversifikasi portofolio pekerjaan yang kuat dan beragam, serta implementasi Environment, Social, and Governance (ESG) yang unggul di industri konstruksi nasional akan semakin meningkatkan daya saing Perseroan dalam memperoleh kontrak pekerjaaan.
Advertisement
"Dengan didapatkannya proyek EPC Coal Handling TLS dan proyek EPC pengolahan sampah RDF terbesar di dunia yaitu RDF Plant Rorotan pada 2024 ini, semakin menguatkan portofolio WIKA sebagai perusahaan konstruksi EPC terbaik di Indonesia. Kami meyakini bidang EPC akan menjadi sektor unggulan WIKA kedepannya," ungkap Agung BW dalam keterangan di Jakarta, dikutip Jumat (3/1/2025).
Beberapa proyek baru yang didapat WIKA pada November 2024 diantaranya adalah proyek EPC Coal Handling Train Loading System (TLS) 6 & 7 di Sumatera Selatan senilai Rp 1,80 Triliun dan Proyek Jalan Tol IKN Seksi 1B Segmen Bandara Sepinggan - Tol Balsam di Balikpapan yang senilai Rp 675 Miliar.
Proyek-proyek baru yang didapatkan ini memiliki skema pembayaran monthly progress dengan uang muka sehingga mampu beroperasi secara mandiri, sejalan dengan langkah transformasi WIKA yaitu cash focussed.
Sebagian Kontrak Baru Berasal dari Segmen Infrastruktur
Berdasarkan jenis pekerjaan, mayoritas dari kontrak baru WIKA berasal dari segmen Infrastruktur dan Gedung yaitu sebesar 37%.
Sementara segmen lain seperti industri penunjang konstruksi berkontribusi sebesar 30%, diikuti EPCC sebesar 20%, dan Properti sebesar 12%.
Adapun hingga November 2024, WIKA tengah mengerjakan 73 proyek konstruksi yang tersebar di seluruh Indonesia, dimana 39 proyek merupakan Proyek Strategis Nasional dan 8 proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).
Seperti diketahui, Pemerintah saat ini tengah fokus untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri melalui hilirisasi dan industrialisasi.
Dengan itu, Agung BW meyakini bahwa, dengan kompetensi dan portofolio EPC terbesar di Indonesia WIKA akan mampu mewujudkan misi Asta Cita Pemerintah.
Advertisement
Mau Tambah Cuan, WIKA Diminta Manfaatkan Proyek Ketahanan Pangan
Sebelumnya, Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Toto Pranoto, mendorong PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) untuk memanfaatkan sumber daya secara optimal dalam mendukung proyek ketahanan pangan dan energi di tahun 2025.
Fokus ini sejalan dengan prioritas pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menetapkan program ketahanan pangan dan energi sebagai bagian dari visi Astacita untuk lima tahun ke depan.
“Proyek 2025 kemungkinan besar akan diarahkan pada prioritas pemerintah terkait ketahanan pangan dan energi. WIKA harus mampu memanfaatkan sumber dayanya untuk fokus pada proyek-proyek tersebut,” ujar Toto dikutip dari ANTARA, Rabu (25/12/2024).
Untuk memperkuat peran WIKA, Toto menyarankan pemerintah menambah Penyertaan Modal Negara (PMN), mengingat keterbatasan ekuitas perusahaan negara di sektor infrastruktur.
Tahun 2025, WIKA telah mengajukan PMN sebesar Rp2 triliun yang akan digunakan untuk menyelesaikan delapan proyek strategis, termasuk proyek baru dan proyek yang sedang berlangsung.
“PMN umumnya digunakan WIKA untuk mendukung proyek penugasan pemerintah,” jelas Toto.
Kinerja WIKA Membaik di 2024
Toto mencatat kemajuan signifikan pada kinerja keuangan WIKA setelah menyelesaikan Master Restructuring Agreement (MRA) dengan nilai outstanding sebesar Rp20,79 triliun. Hal ini memberikan dampak positif pada neraca keuangan perusahaan di tahun 2024.
Pada kuartal III-2024, WIKA mencatatkan laba bersih sebesar Rp741 miliar, berbanding terbalik dengan kerugian Rp5,84 triliun yang terjadi pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Pencapaian ini menjadi langkah positif bagi WIKA dalam memperbaiki performa di 2025,” tambah Toto.
Advertisement