Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan bahwa PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menutup operasional Stasiun Karet, Jakarta. Selama ini stasiun tersebut dipergunakan untuk mobilitas penumpang KRL Jabodetabek.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus menjelaskan, penutupan Stasiun Karet karena mempertimbangkan keselamatan penumpang dan kerentanan akses menuju Stasiun Karet yang memicu kemacetan.
Baca Juga
“Faktor keselamatan menjadi pertimbangan utama (penutupan Stasiun Karet) karena dengan rangkaian sebanyak 12 gerbong KRL tidak preipal di perlintasan (rangkaian KRL akan menutup perlintasan),” ujar Joni dikutip dari Antara, Jumat (3/1/2/2025).
Advertisement
Dalam satu jam, pengguna commuter line yang masuk ke Stasiun Karet mencapai hampir 2 ribu penumpang, dengan waktu tunggu pemberangkatan selama 10 menit. Hal itu membutuhkan kapasitas ruang tunggu sebanyak 330 orang. Padahal, saat ini, hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, yang dinilai menimbulkan risiko terhadap keselamatan pengguna.
“Belum lagi akses menuju pintu masuk Stasiun Karet rentan memicu kemacetan lantaran berada dekat perlintasan sebidang,” kata dia.
Sedangkan, apabila Stasiun Karet digabung dengan BNI City, Joni meyakini para penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal dengan keamanan yang terjamin.
Terlebih, lokasi stasiun BNI City di Dukuh Atas sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya.
Pembahasan dengan kemenhub
Dalam upaya mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta, saat ini KAI Commuter bersama PT KAI (Persero) tengah melakukan pembahasan dan koordinasi bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan atau DJKA, untuk mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.
Sebab, berdasarkan riset dan pengamatan faktual yang dilakukan, posisi Stasiun Karet hanya berjarak 350 meter dari Stasiun BNI City.
"Pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini baru melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari.
Sedangkan dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya," kata Joni.
Penumpang KRL Bakal Tak Bisa Lagi Naik-Turun di Stasiun Karet, Ini Stasiun Penggantinya
Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana untuk menutup operasional Stasiun Karet, Jakarta, untuk naik turun penumpang moda KRL Jabodetabek. Informasi ini disampaikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Erick menyebut, rencana penutupan Stasiun Karet untuk penumpang KRL bagian dari efisiensi pengembangan ekosistem tranportasi. Mengingat, telah terbangun Stasiun BNI City yang berdekatan dengan Stasiun Karet.
"Ini yang tadi dibilangkan bagaimana membangun ekosistem seperti tadi. Mungkin di Karet, ditutup. Ya sama lah kayak kita mengenalkan kereta api langsung dari Jakarta, Jogja, Jakarta Semarang kan itu salah satunya ada strateginya," ujar Erick kepada awak media di Stasiun BNI City, Jakarta, Rabu (1/1).
Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT KAI, Rudi As Aturridha menambahkan, rencana penutupan Stasiun Karet untuk naik turun penumpang gina mempercepat perjalanan KRL. Sebagai alternatif, nantinya penumpang KRL dapat naik turun dari Stasiun BNI City.
"Karet sebetulnya kita sudah berdekatan, jadi sudah enggak efektif. Untuk KRL, semuanya naik turunnya di sini," tegasnya.
Advertisement
Gapeka 2025
Namun, dia memastikan penutupan Stasiun Karet untuk naik turun penumpang tidak dilakukan dalam waktu dekat. Pihaknya akan terlebih dahulu menyesuaikan finalisasi Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) tahun 2025 dan menunggu persetujuan Kementerian Perhubungan.
"Nanti tunggu Gapeka 2025. Ini nanti lagi dimintakan persetujuan ke Kementerian," tandasnya.