Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memastikan menghentikan impor pangan mulai 2025. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, Pemerintah secara berkala akan mulai tidak melaksanakan impor pangan untuk mendukung swasembada pangan nasional. Komoditas yang bakal disetop impor di awal antara lain beras, gula, hingga garam.
Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Said Abdullah mengungkapkan, terdapat dua 2 prasyarat yang harus dipenuhi Pemerintah untuk memberhentikan impor pangan di 2025.
Baca Juga
"Pertama adalah; cadangan Pemerintah cukup memadai dalam waktu yang panjang. Pemerintah tentu lewat Bulog misalnya, untuk pangan tertentu atau masyarakat yang ada di pasar dan di petani misalnya," ungkap Said Abdullah kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (3/1/2025).
Advertisement
Kedua, produksi di dalam negeri menunjukkan laju yang meningkat.
"Kalau dua variabel itu belum terpenuhi, tentu implikasi logisnya ketika impor dihentikan akan terjadi kenaikan harga, karena pasti permintaan akan jauh lebih tinggi dari pada supply yang selama ini diandalkan dari impor," papar Said.
Dalam jangka yang lebih jauh; kenaikan harga bisa memicu inflasi yang pada akhirnya menimbulkan guncangan ekonomi lebih jauh.
"Hal lain mungkin yang bisa muncul dari adanya impor yang langsung (diberhentikan) tanpa terpenuhinya syarat-syarat tadi adalah; munculnya spekulan-spekulan yang mempermainkan stok untuk mendapat keuntungan lebih banyak," bebernya.
"Akibatnya apa? tentu harga akan jauh lebih tinggi dan akses dan daya jangkau, daya beli masyarakat akan jauh lebih susah dan lebih rendah," imbuh Said.
Pemerintah Tak Impor Pangan Mulai 2025
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan memastikan bahwa tidak akan lagi ada impor pangan di 2025. Pemerintah secara berkala akan mulai tidak melaksanakan impor pangan untuk mendukung swasembada pangan nasional.
"Swasembada pangan ini menjadi program prioritas utama pemerintah dari awal pencapaian target di 2029 tapi ini dimajukan ke 2027. Sehingga semua harus bekerja keras dan berkomitmen mewujudkan ini," ujar Zulkifli Hasan dikutip dari Antara, Sabtu (28/12/2024).
Komitmen pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan tersebut salah satunya dengan mengurangi ketergantungan impor pangan yang dimulai pada 2025 ini.
"Kami memutuskan tahun depan tidak impor beras, agar petani bisa tanam padi yang banyak serta harga di pasaran bagus," katanya.
Kemudian pemerintah juga tidak akan melakukan impor garam sebab produksi garam petani mencukupi. Lalu tidak melakukan impor jagung pakan ternak serta tidak impor gula.
"Jadi sudah ada empat komoditas yang tahun depan kita tidak impor, nanti berkala akan ada komoditas lain yang akan dioptimalkan produksinya di dalam negeri sehingga menguntungkan kita. Selama ini kita impor pangan sampai 30 juta ton, hidup kita tergantung dari impor gandum, gula, beras, buah-buahan, kopi dan sekarang waktunya swasembada pangan, kemudian swasembada air, energi dan hilirisasi yang kita tuju di akhir," ucap dia.
Â
Advertisement
Harus Kompak
Ia menjelaskan selama ini sektor pertanian secara nasional dalam perkembangannya cukup tertinggal akibat banyak hal. Sehingga saat ini dengan dukungan dari Presiden melalui program prioritasnya dan dari pemerintah provinsi, kabupaten dan kota menjadi waktu yang tepat untuk mewujudkan swasembada pangan.
"Semua harus satu tim kompak, dan kolaboratif sebab ini waktunya membangun swasembada pangan nasional, serta meninggalkan ketergantungan impor pangan," tambahnya.Â