Sukses

Creador Ambil Alih Marketplace B2B Hospitality asal Indonesia MG Group

Investasi ini menandai langkah awal Creador ke dalam industri perjalanan global, salah satu sektor yang tergolong bertumbuh cepat dan yang paling dinamis di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Creador, perusahaan ekuitas swasta di Asia Tenggara dan Selatan, telah mengakuisisi saham mayoritas MG Group, perusahaan distribusi hotel B2B terkemuka di Indonesia, dari Northstar dan pemegang saham lainnya.

Didirikan pada 2000, MG Group telah berkembang menjadi pemimpin industri di Indonesia sembari memperluas jangkauannya di Asia Tenggara.

Dengan memanfaatkan platform teknologi distribusi yang berskala besar, MG Group menghubungkan lebih dari 8.000 pembeli akomodasi dengan lebih dari 350.000 penyedia akomodasi di seluruh dunia. Hal ini menegaskan posisi MG Group sebagai pemain kunci dalam industri perhotelan dan perjalanan di Asia Tenggara.

Investasi ini menandai langkah awal Creador ke dalam industri perjalanan global, salah satu sektor yang tergolong bertumbuh cepat dan yang paling dinamis di dunia.

Industri perjalanan di Asia Tenggara sedang mengalami pemulihan yang kuat di era setelah pandemi, didorong oleh pertumbuhan kelas menengah dan meningkatnya jumlah wisatawan pemula. Dengan potensi pertumbuhan yang signifikan, sektor ini memiliki posisi yang kuat untuk dapat bertumbuh dalam jangka panjang.

“Akuisisi ini merupakan investasi ke-11 kami di Indonesia sejak 2011, langkah ini menegaskan dedikasi Creador untuk mendukung perekonomian Indonesia yang terus berkembang pesat, khususnya melalui keterlibatan pada bisnis-bisnis yang berorientasi pada pertumbuhan," kata Founder dan CEO Creador, Brahmal Vasudevan, dikutip Sabtu (4/1/2025).

Kepemimpinan pasar dan jaringan yang luas dari MG Group baik dari sisi supplier maupun buyer menjadi fondasi bagi MG Group untuk tumbuh signifikan di kancah regional.

"Kami terkesan dengan pencapaian perusahaan di bawah pemegang saham sebelumnya, dan kami siap untuk berkolaborasi dengan tim manajemen untuk membawa MG Group dalam fase pertumbuhan selanjutnya, sekaligus mendukung ambisinya untuk berekspansi di skala global," imbuh Brahmal.

2 dari 4 halaman

Pertumbuhan yang Kuat

CIO Northstar, Wong Chee-Yann menambahkan, di bawah kepemimpinan Brett Henry, MG Group sukses menghadapi dampak besar pandemi COVID-19 yang dialami industri perhotelan dan pariwisata selama 2020-2021, bahkan tumbuh lebih kuat dari sebelum pandemi.

Hal ini dicapai dengan memanfaatkan kesempatan untuk mendigitalisasi operasional, yang secara signifikan meningkatkan produktivitas, serta menjalin kerja sama strategis berskala global, sehingga MG Group mampu meraih pertumbuhan kuat yang menguntungkan sejak 2022.

"Kami optimis terhadap kelanjutan pertumbuhan dan kesuksesan MG Group di masa mendatang," kata dia.

Presiden Direktur MG Group, Brett Henry menyambut baik investasi Creador. Menurut dia, aksi ini menjadi momen penentu bagi MG Group. Kemitraan MG Group dengan Creador akan memberikan akses ke sumber daya dan keahlian yang dibutuhkan untuk memperluas jangkauan bisnis, memperkuat platform, dan memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi para mitra MG Group.

"Bersama Creador, kami siap membentuk masa depan industri B2B perhotelan di Asia Tenggara. Kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada Northstar atas seluruh dukungannya yang berkelanjutan selama pandemi serta peran mereka dalam memungkinkan transformasi digital MG Group, yang menjadi fondasi kesuksesan perusahaan saat ini,” jelas Brett.

 

 

3 dari 4 halaman

PHRI: Kenaikan UMP 6,5% Bisa Picu Pemangkasan Pekerja di Sektor Pariwisata

Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi B. Sukamdani, menyampaikan pandangannya mengenai dampak kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 6,5% terhadap pekerja sektor pariwisata.

Menurutnya, kenaikan ini dapat berisiko menciptakan ketidakseimbangan dalam pasar tenaga kerja dan berdampak buruk bagi pencari kerja di sektor tersebut.

Hariyadi menjelaskan bahwa ketidakseimbangan antara lapangan kerja yang tersedia dengan jumlah pekerja yang ingin bekerja semakin lebar. Hal ini menyebabkan kebijakan kenaikan UMP yang relatif tinggi dapat mengurangi penyerapan tenaga kerja, terutama dalam sektor pariwisata.

"Karena supply dan demandnya tenaga kerja itu nggak berimbang. Gapnya terlalu lebar antara lapangan kerja yang tersedia dengan pekerja yang mau bekerja itu sangat lebar sekali," kata Hariyadi kepada Liputan6.cpm, Rabu (11/12/2024).

Ia menilai perbedaan yang terlalu besar antara supply dan demand tenaga kerja memicu respon negatif dari pelaku industri, yang mungkin lebih memilih mengurangi jumlah karyawan tetap dan beralih menggunakan pekerja harian atau magang.

 

 

4 dari 4 halaman

Sektor Pariwisata

Dalam sektor pariwisata, selain upah, para pekerja juga menerima service charge. Namun, kenaikan UMP yang terus-menerus tanpa memperhatikan faktor-faktor lain seperti BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan serta biaya lemburan, memaksa pelaku industri untuk mempertimbangkan cara-cara penghematan biaya.

"Nah seperti di sektor saya misalnya ya, sektor saya itu di sektor pariwisata. Nah kebetulan pariwisata itu kita mengenal yang namanya service charge. Jadi, pekerja itu tidak semata-mata menerima upah tapi juga menerima service charge," jelasnya.

Hal ini, menurut Hariyadi, bisa mengarah pada perampingan signifikan di sektor pariwisata, yang pada akhirnya menyulitkan pencari kerja, terutama yang menginginkan status pekerja kontrak.

"Begitu dilakukan upah minimum yang terus-terusan naik seperti itu, maka direspons oleh dunia sektor pariwisata ini dengan melakukan perampingan yang sangat signifikan dan mereka lebih kepada menggunakan pekerja yang sifatnya adalah daily worker atau magang," pungkasnya.

Video Terkini