Liputan6.com, Jakarta - Sridhar Vembu, miliarder asal India sekaligus pendiri dan CEO Zoho Corporation, menyerukan kepada warga India untuk memfokuskan diri pada pengembangan kemampuan teknologi dalam negeri.
Menurut dia, kesuksesan sejati tidak hanya bisa diukur dari pencapaian di luar negeri, tetapi juga dari bagaimana India membangun kekuatannya sendiri.
Baca Juga
Dilansir dari India.com pada Jumat, 3 Januari 2025 dalam sebuah unggahan di platform X, Vembu menulis, "untuk mendapatkan rasa hormat sejati di dunia, orang India harus mengembangkan kemampuan mendalam di India. Prestasi di luar negeri tidak akan cukup. Saya harap orang India yang cerdas mengingat hal ini."
Advertisement
Vembu menyoroti pentingnya menjaga talenta di India agar dapat membantu memperkuat sektor teknologi. Ia juga memuji kebijakan Amerika Serikat (AS) yang ramah terhadap imigran tetapi mempertanyakan apakah ketergantungan besar pada bakat dari luar negeri dapat terus dilakukan.
"Sebagai orang India, saya bekerja keras untuk mempertahankan bakat di India karena kami sangat membutuhkan talenta untuk mengembangkan kemampuan teknologi negara kita," tambahnya.
Dia juga menyinggung bagaimana perusahaan-perusahaan Amerika lebih sering mengimpor bakat daripada mengembangkannya di dalam negeri. Meskipun terkadang penentangan terhadap imigrasi terkait dengan isu seperti rasisme.
Artikel miliarder pendiri Zoho Corporation bagikan cara raih kesuksesan sejati menyita perhatian pembaca di Kanal Bisnis Liputan6.com pada akhir pekan. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di Kanal Bisnis Liputan6.com? Berikut tiga artikel terpopuler di Kanal Bisnis Liputan6.com yang dirangkum, Minggu (5/1/2025):
1. Miliarder Pendiri Zoho Corporation Bagikan Cara Raih Kesuksesan Sejati
Sridhar Vembu, miliarder asal India sekaligus pendiri dan CEO Zoho Corporation, menyerukan kepada warga India untuk memfokuskan diri pada pengembangan kemampuan teknologi dalam negeri.
Menurut dia, kesuksesan sejati tidak hanya bisa diukur dari pencapaian di luar negeri, tetapi juga dari bagaimana India membangun kekuatannya sendiri.
Dilansir dari India.com pada Jumat, 3 Januari 2025 dalam sebuah unggahan di platform X, Vembu menulis, "untuk mendapatkan rasa hormat sejati di dunia, orang India harus mengembangkan kemampuan mendalam di India. Prestasi di luar negeri tidak akan cukup. Saya harap orang India yang cerdas mengingat hal ini."
Vembu menyoroti pentingnya menjaga talenta di India agar dapat membantu memperkuat sektor teknologi. Ia juga memuji kebijakan Amerika Serikat (AS) yang ramah terhadap imigran tetapi mempertanyakan apakah ketergantungan besar pada bakat dari luar negeri dapat terus dilakukan.
Advertisement
2. Freeport Minta Perpanjangan Izin Ekspor Lagi, Bahlil Tunggu Jawaban Prabowo
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, tengah mengkaji perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI), yang sudah berakhir per 31 Desember 2024.
Usai fasilitas pemurnian atau smelter konsentrat tembaga milik Freeport Indonesia di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur terbakar pada Oktober 2024.
Bahlil mengatakan, keputusan terkait relaksasi ekspor tersebut akan dibahas dulu bersama Presiden Prabowo Subianto dalam sebuah rapat terbatas (ratas).
"Kami akan bawa dalam rapat dengan bapak Presiden. Kami lagi akan kaji, karena memang Freeport ini kan smelter-nya sudah jadi. Tapi kemudian kan musibah, ada pabrik asam sulfatnya yang terbakar," ujar dia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Sabtu (4/1/2025).
3. Harga Emas Tergelincir dari Posisi Tertinggi Imbas Penguatan Dolar AS
Harga emas turun dari level tertinggi tiga minggu pada Jumat, 3 Januari 2025. Harga emas melemah seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang kuat.
Di satu sisi, pasar bersiap hadapi potensi pergeseran ekonomi dan perdagangan di bawah Presiden Terpilih AS Donald Trump.
Mengutip CNBC, Sabtu (4/1/2025), harga emas di pasar spot turun 0,7 persen menjadi USD 2.637,78 per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 13 Desember 2024. Harga emas batangan naik sekitar 1 persen untuk pekan ini. Harga emas berjangka AS tergelincir 0,7 persen menjadi USD 2.651,10.
Commodity Strategist WisdomTree, Nitesh Shah menuturkan, agenda presiden baru yang mendukung tarif lebih tinggi telah mendorong dolar AS dan menciptakan tekanan mendasar yang signifikan pada pasar logam.
Indeks dolar AS ditetapkan untuk kinerja mingguan terkuatnya sejak pertengahan November 2024 membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
"Untuk sebagian besar logam, perlambatan perdagangan global biasanya disertai dengan perlambatan ekonomi dan karenanya perlambatan permintaan logam,” ujar Shah, mengacu pada dampak potensial dari tarif perdagangan yang diusulkan Donald Trump.
Advertisement