Sukses

Menu Makan Bergizi Gratis Berubah dalam 20 Hari

Budi Arie menyebut, pasokan makanan bagi anak SD ini berasal dari Dapur Program Makan Bergizi Gratis Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengunjungi Sekolah Dasar (SD) Angkasa 05 Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Senin (6/1/2025) pagi. Kunjungan Budi Arie ini untuk meninjau pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis yang dimulai serentak di sejumlah daerah.

Budi Arie menyebut, pasokan makanan bagi anak SD ini berasal dari Dapur Program Makan Bergizi Gratis Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta.

"Ini (makanan) berasal dari Dapur Lanud Halim," kata Menkop Budi di lokasi.

Pada hari pertama, kapasitas produksi Dapur Program Makan Bergizi Gratis di Lanud Halim tersebut mencapai 1.500 porsi. Sementara untuk Selasa (07/1) besok jumlah makanan yang diproduksi mencapai 3.000 porsi.

"Karena hari ini mulai produksi dan distribusi paket MBG yang ada hari ini 1.500 (paket), besok 3.000 paket," bebernya.

Sementara itu, menu makanan yang tersedia ialah ayam teriyaki, tumis sayur buncis, nasi putih, buah pisang. Menkop Budi menyebut, menu makanan ini akan berubah-ubah setiap 20 hari sekali.

"Menu nya ayam teriyaki, sayur buncis, pisang. Tapi nanti, berganti-ganti, 20 hari sekali baru ganti," ucapnya.

Dia memastikan anggaran program Makanan Bergizi Gratis tetap Rp10.000 per posi. Adapun total anggaran yang ditetapkan senilai R p71 triliun.

"Tetap Rp 10.000 ya," tandasnya.

 

2 dari 4 halaman

10 Dampak Positif Makan Bergizi Gratis untuk Anak Sekolah Menurut Pakar

Pemerintah Indonesia memulai langkah guna meningkatkan kualitas hidup generasi mendatang dengan meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025. Program ini ditargetkan khususnya untuk anak-anak sekolah dan diharapkan membawa dampak positif yang luas.

Seperti dijelaskan Guru Besar FKUI dan Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Prof. Tjandra Yoga Aditama, program semacam ini bukan hanya tentang menyediakan makanan, tetapi juga menjadi solusi multidimensi yang membawa manfaat besar dalam berbagai aspek kehidupan.

“The World Food Programme (WFP) bahkan menyebut program makan di sekolah sebagai ‘a multisectoral game changer’,” ungkap Prof. Tjandra melalui pesan tertulis kepada Health-Liputan6.com, Senin, 6 Januari 2025.

Menurutnya, ada sedikitnya sepuluh manfaat utama dari program MBG di sekolah yang telah terbukti secara global. Berikut penjelasan detailnya:

1. Meningkatkan Gizi Anak

Program ini memastikan anak-anak menerima asupan gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan fisik dan mental mereka. Gizi yang baik menjadi fondasi utama bagi perkembangan anak.

2. Mendukung Kesehatan

Dengan asupan makanan sehat, risiko kekurangan gizi dan penyakit terkait makanan berkurang secara signifikan. Hal ini membantu anak-anak tetap sehat dan produktif.

3. Meningkatkan Pendidikan

Anak-anak yang kenyang dan mendapat asupan makanan bergizi memiliki kemampuan konsentrasi yang lebih baik dan performa akademik yang meningkat.

3 dari 4 halaman

MBG Sebagai Jaring Pengaman Sosial

4. Memberikan Jaringan Pengaman Sosial

Program makan di sekolah juga berperan sebagai safety net yang melindungi anak-anak dari kelaparan, terutama di keluarga yang kurang mampu.

5. Memperkuat Sistem Pangan

Dengan penyediaan makanan bergizi yang terstruktur, program ini membantu menciptakan rantai pasokan pangan yang lebih stabil dan berkelanjutan.

6. Berdampak pada Ekonomi

Distribusi makanan untuk anak-anak sekolah juga memberikan efek domino pada perekonomian, mulai dari penciptaan lapangan kerja hingga penguatan pasar lokal.

7. Meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah

Program makan siang dapat menjadi insentif bagi orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka, terutama di daerah-daerah yang tingkat partisipasi sekolahnya masih rendah.

4 dari 4 halaman

8. Mengurangi Beban Ekonomi Rumah Tangga

 

“Dengan adanya makan siang di sekolah, orang tua dapat mengalokasikan dana untuk kebutuhan penting lainnya di rumah,” kata Prof. Tjandra.

9. Mencegah Perkawinan Anak

Makan di sekolah memberikan peluang lebih besar bagi anak perempuan untuk tetap bersekolah. “School meals empower girls,” tegas Prof. Tjandra, seraya menjelaskan bahwa program ini secara tidak langsung mencegah praktik perkawinan di bawah umur.

10. Menghidupkan Ekonomi Lokal

Jika sumber makanan berasal dari komunitas sekitar, program ini mendukung ekonomi lokal melalui konsep home-grown school feeding, yang berarti bahan makanan diproduksi oleh petani lokal.

 

Video Terkini