Sukses

Erick Thohir Lanjutkan Merger BUMN di 2025, Apa Untungnya?

Setidaknya ada 3 jenis manfaat dari adanya penggabungan di tubuh perusahaan pelat merah atau BUMN. Pertama, daya tawar BUMN bisa meningkat seiring dengan penambahan skala bisnisnya.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali menyusun rencana penggabungan perusahaan pelat merah di 2025. Rencana ini jadi tindak lanjut pemangkasan jumlah BUMN jadi tersisa 30 perusahaan saja.

Merger BUMN disebut bisa menungkatkan kinerja perusahaan negara. Pengamat BUMN Universitas Indonesia, Toto Pranoto mengamini ada manfaat dari perampingan jumlah BUMN.

"Merger itu salah satu strategi yang bisa ditempuh korporasi dalam proses meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Terutama pada korporasi yg memiliki line of business yang serupa," kata Toto kepada Liputan6.com, Selasa (7/1/2025).

Dia mencatat setidaknya ada 3 jenis manfaat dari adanya penggabungan di tubuh perusahaan pelat merah. Pertama, daya tawar BUMN bisa meningkat seiring dengan penambahan skala bisnisnya.

"Dari mana sumber value creation merger? Pertama tentu konsolidasi aset yang makin besar sehingga bargaining position perusahasn di depan mitra atau kreditur makin kuat," ucapnya.

Kedua, mengurangi jenis bisnis serupa yang dijalankan BUMN. Misalnya, ada satu bisnis yang dijalankan oleh 2 BUMN berbeda. Ketika bisnis itu digabung dalam satu payung, maka kinerjanya disebut bisa semakin meningkat.

Ketiga, pembagian pelayanan yang menghasilkan efisiensi bisnis. Fokusnya bisnis dinilai bisa meningkatkan efisiensi perusahaan.

"Kedua adalah hilangnya efek duplikasi bisnis sehingga kinerja meningkat. Ketiga adalag sharing services sehingga efisiensi meningkat," tegas dia.

Dia mengambil contoh merger PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo. Ini merupakan penggabungan dari Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV. Setelah digabung, Pelindo dibagi ke 4 regional dengan hasil efisiensi jasa kepelabuhanan.

"Misal Merger Pelindo disektor pelabuhan sudah diklaim menghasilkan kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan saat mereka masih berdiri sendiri (stand alone)," ungkapnya.

2 dari 4 halaman

Deretan BUMN Ini Bakal Digabung Erick Thohir Mulai 2025, Apa Saja?

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir punya rencana untuk memangkas jumlah perusahaan pelat merah menjadi tersisa 30 perusahaan saja. Proses penggabungan atau merger dan konsolidasi menjadi salah satu caranya.

Dia menerangkan telah memangkas jumlah BUMN dari 114 menjadi tersisa 47 saat ini, dimana 7 lainnya masuk dalam kategori sakit dan perlu restrukturisasi.

"Itu untuk usulan 47 (BUMN) menjadi 30 (BUMN) kan ya," kata Erick beberapa waktu lalu.

Ada sejumlah sektor BUMN yang akan dimerger mulai 2025. Mulai dari BUMN Karya, sektor transportasi seperti kereta api, pelabuhan dan pelayaran, hingga rumah sakit BUMN. Lantas, apa saja BUMN yang mau di-merger? Berikut rangkumannya.

3 dari 4 halaman

Konsolidasi BUMN Karya

Perusahaan sektor konstruksi akan digabung menjadi 3 klaster. Pertama, PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang akan dimasukkan ke PT Hutama Karya.

Kedua, menggabungkan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan Brantas Abhipraya dan Nindya Karya. Ketiga, menggabungkan PT Pembangunan Perumahan (Persero) atau PTPP dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Rencana penggabungan ini sudah bergulir sejak beberapa waktu lalu. Namun, molor hingga penghujung tahun 2024. Jika mendapat lampu hijau, proses merger BUMN Karya bisa terealisasi di 2025, tahun depan.

"Lagi menunggu keputusan dari Menteri PU, kalau bisa kita dorong tahun depan bisa tuntas," ujar Erick di Kantor Kementerian BUMN.

Rencana konsolidasi ini akan dilakukan bertahap sambil melihat bentuk dan kesehatan perusahaan. Target besarnya, setiap BUMN Karya akan dikelompokkan sesuai keahliannya masing-masing.

4 dari 4 halaman

Gabung INKA dan KAI

Sektor transportasi tak luput dari target perampingan. Misalnya, PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA dan PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Keduanya akan digabung yang nantinya INKA akan masuk ke KAI. Erick melihat peluang keduanya bisa lebih kuat karena berada dalam satu sektor yang sama; produksi kereta api dan operator layanannya.

Penggabungan itu dinilai bisa mempermudah koordinasi antara keduanya. Mengingat, KAI kerap membutuhkan rangkaian kereta yang diproduksi oleh INKA.

"Ya kan, tidak mungkin perlu gerbong titik-titik, tapi enggak ngomong sama INKA. INKA-nya juga enggak koordinasi bila misalnya perlu ini. Kan itu cuma sinkronisasi. Nah, dengan satu atap yang sekarang juga 4 tahun terakhir ini sudah sering, kan antara KAI dan INKA sudah lebih baik sekarang," tuturnya.

"Cuman, secara struktur korporasi lebih baik ya jadi bapak dan anak lah. Jadi, konkretnya lebih bagus," sambungnya.

Erick mengungkap, nantinya KAI yang akan menjadi induk dari INKA. "Masa INKA-nya jadi holding, KAI-nya lah," tegasnya.

Video Terkini