Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan energi PacificLight Power (PLP) telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Singapura untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas berbahan bakar hidrogen baru di Pulau Jurong. Ada nama miliarder Indonesia Anthoni Salim dibalik perusahaan PacificLight Power.
Proyek pembangkit listrik hidrogen ini menjadi bagian dari rencana Singapura untuk menjalankan target dekarbonisasi jaringan listrik. Selama ini listrik negara tersebut bergantung pada gas alam.
Dikutip dari Straits Times, Selasa (7/1/2025), dengan adanya persetujuan dari Otoritas Energi Singapura atau Singapore's Energy Market Authority (EMA), PacificLight Power akan membangun, memiliki, dan mengoperasikan fasilitas combined cycle gas turbine (CCGT) hidrogen untuk memasok sedikitnya 600 megawatt (MW) listrik mulai Januari 2029.
Advertisement
Singapura saat ini telah memiliki satu fasilitas CCGT milik PacificLight Power, yang telah beroperasi sejak 2014 dengan kapasitas 830 MW.
Fasilitas baru yang akan dibangun ini berlokasi diGreenfield, akan menggunakan setidaknya 30% hidrogen pada awalnya dan 100% hidrogen di masa mendatang.
PacificLight Power saat ini juga sedang membangun unit pembangkit listrik Fast Start untuk menyediakan listrik sebesar 100MW pada kuartal II 2025. Pembangkit ini dapat meningkatkan output daya dalam waktu singkat untuk memastikan pasokan listrik yang berkelanjutan saat terjadi kejadian yang tidak terduga.
Bersama dengan Medco Power Global, dan firma investasi berbasis di Singapura Gallant Venture, PacificLight Power juga mengembangkan proyek untuk mengimpor 600MW listrik tenaga surya dari Pulau Bulan di Indonesia ke Singapura.
Â
Dukungan Anthoni Salim
Untuk diketahui, PacificLight Power didukung oleh First Pacific milik miliarder Indonesia Anthoni Salim yang terdaftar di bursa saham Hong Kong.
Anthoni Salim memiliki gurita bisnis di berbagai industri, termasuk telekomunikasi, pangan, pertanian, dan utilitas.
Keterlibatan First Pacific dalam operasi PacificLight tidak hanya menekankan investasi finansial tetapi juga mencerminkan pandangan ke depan yang strategis dalam memajukan solusi energi yang lebih bersih untuk kawasan tersebut.
Salim sendiri telah menjadi tokoh penting dalam mengarahkan kemajuan lingkungan dan industri yang signifikan di seluruh Asia Tenggara.
Generasi pertama keluarga Salim, yaitu ayah Anthoni Salim, Liem Sioe Liong (Sudono Salim), dulunya dikenal sebagai pemegang saham pengendali bank swasta terbesar di Indonesia yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Advertisement