Sukses

Kurs Rupiah Dibuka Melemah, Dipengaruhi Ekspektasi Kebijakan The Fed

Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, mengungkapkan Hhri ini, kurs rupiah kemungkinan besar akan bergerak di kisaran 16.100 hingga 16.200 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta Pada Rabu pagi, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta mencatat pelemahan sebesar 34 poin atau 0,21 persen. Kurs rupiah turun menjadi 16.177 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya di level 16.143 per dolar AS.

Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, mengungkapkan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dipicu oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuan dalam beberapa bulan mendatang.

"Penguatan dolar AS disebabkan oleh ekspektasi bahwa The Fed masih akan menahan suku bunga untuk sementara waktu," ujar Rully dikutip dari ANTARA di Jakarta, Rabu (8/1/2025).

Proyeksu Suku Bunga Teh Fed

The Fed sebelumnya memproyeksikan suku bunga akan berada di level 3,4 persen pada tahun 2025, yang menunjukkan potensi pemotongan sebesar 100 basis poin (bps) atau setara 1 persen.

Pada tahun 2026, suku bunga diperkirakan turun lebih lanjut menjadi 2,9 persen, dengan penurunan sebesar 50 bps.

Dengan kondisi tersebut, dolar AS berpotensi kembali menguat, membuat rupiah sulit menembus level Rp16 ribu per dolar AS dalam waktu dekat. 

"Hari ini, kurs rupiah kemungkinan besar akan bergerak di kisaran 16.100 hingga 16.200," tambah Rully.

 

 

2 dari 2 halaman

BRICS Belum Berdampak Signifikan pada Rupiah

Rully juga menilai bahwa keterlibatan Indonesia dalam kelompok ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) belum memberikan pengaruh besar terhadap pergerakan rupiah, terutama dalam jangka pendek.

"Penguatan nilai tukar rupiah yang terjadi sebelumnya lebih banyak dipengaruhi oleh pelemahan indeks dolar AS. Indeks dolar yang sempat mencapai 109 pada awal tahun kini menurun mendekati level 108," jelasnya.

Video Terkini