Sukses

Mengenal Gig Economy: Sistem Kerja Fleksibel yang Populer di Era Digital

Gig Economy menjadi sorotan sebagai alternatif sistem kerja di era modern. Dalam model ini, pekerja lepas atau freelancer menyelesaikan proyek-proyek tertentu tanpa terikat kontrak kerja jangka panjang.

Liputan6.com, Jakarta Gig Economy menjadi sorotan sebagai alternatif sistem kerja di era modern. Dalam model ini, pekerja lepas atau freelancer menyelesaikan proyek-proyek tertentu tanpa terikat kontrak kerja jangka panjang. Dengan kemajuan teknologi, sistem kerja ini terus tumbuh dan membawa perubahan signifikan pada pasar kerja tradisional.

Gig Economy memungkinkan individu untuk bekerja secara fleksibel, baik dari segi waktu maupun lokasi. Dengan bantuan platform digital seperti Upwork, Fiverr, dan Sribulancer, pekerja dapat menawarkan jasa mereka kepada klien di seluruh dunia. Pandemi Covid-19 juga turut mempercepat adopsi sistem ini, ketika banyak perusahaan mulai mengandalkan tenaga kerja fleksibel untuk menekan biaya operasional.

Gig Economy membuka peluang bagi siapa saja yang memiliki keterampilan tertentu untuk bersaing di pasar global. "Jadi pekerja bisa memilih bekerja dari manapun, tidak terikat akan kontrak tempat mereka bekerja. Kita sudah melihat tren ini masuk seiring dengan tren bekerja WFA. Banyak yang resign dari pekerjaan utama untuk bekerja sebagai pekerja gig atau freelance," kata Pengamat Ekonomi Celios Nailul Huda kepada Liputan6.com, Rabu (8/1/2025).

Belum lama ini, fenomena gig economy atau ekonomi serabutan sempat disinggung oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Jokowi menilai, tren ekonomi serabutan berpotensi membuat perusahaan lebih memilih pekerja dengan kontrak jangka pendek, seperti freelancer, demi mengurangi risiko ketidakpastian global yang sedang terjadi.

Namun di sisi lain ekonomi serabutan juga bisa mempekerjakan seseorang di dalam negeri maupun luar negeri. Dengan begitu, kesempatan kerja menjadi semakin sempit dan berkurang.

"Hati-hati dengan ini, ekonomi serabutan, ekonomi paruh waktu. Kalau tidak dikelola dengan baik, ini akan menjadi tren. Perusahaan lebih memilih pekerja independen, perusahaan lebih memilih pekerja yang freelancer," kata Jokowi, dikutip dari tayangan langsung YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta.

 

2 dari 3 halaman

Bidang Pekerjaan

Melansir berbagai sumber, beberapa bidang pekerjaan yang sedang booming di dunia freelance antara lain teknologi. Seperti pengembang web, desainer UI/UX, dan spesialis kecerdasan buatan (AI) menjadi profesi yang paling dicari.

Perusahaan startup hingga korporasi besar kini lebih memilih menggunakan jasa freelance untuk memenuhi kebutuhan teknologi mereka.

Di bidang kreatif, pekerjaan seperti penulis konten, editor video, dan ilustrator semakin diminati seiring dengan berkembangnya industri digital. Banyak perusahaan membutuhkan konten berkualitas untuk menarik perhatian pelanggan di media sosial.

 

3 dari 3 halaman

Bidang Pemasaran

Di bidang pemasaran, seperti manajer media sosial, spesialis SEO, dan pemasaran digital menjadi ujung tombak promosi bisnis. Para freelancer di bidang ini membantu perusahaan meningkatkan visibilitas dan engagement secara online.

Ada pula di bidang teknologi seperti tutor online, pengajar bahasa asing, dan pembuat kursus digital kini memiliki peluang besar. Dengan meningkatnya kebutuhan pembelajaran jarak jauh, profesi ini semakin relevan di tengah masyarakat.

Video Terkini