Sukses

Skema Baru Penyaluran BLT, Bakal Pakai Barcode

Pemerintah tengah merancang sistem baru untuk penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) menggunakan sistem Govtech. Salah satu skemanya adalah penggunaan barcode agar transparansi untuk membeli kebutuhan-kebutuhan tertentu saja.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pemerintah tengah merancang sistem baru untuk penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) menggunakan sistem Govtech. Salah satu skemanya adalah penggunaan barcode agar transparansi untuk membeli kebutuhan-kebutuhan tertentu saja.

Luhut menuturkan nantinya penerima Bantuan Langsung Tunai harus membuka akun bank untuk menerima transfer dari pemerintah. Lalu membelanjakan uang tersebut sesuai kebutuhan.

"Jadi mengenai bantuan tunai langsung pun itu dia harus buka bank account dia nanti dan juga boleh kita target. Dan dia harus membelanjakan uang ini dengan apa namanya arahan pemerintah. Nah misalnya di desa itu dia beli telur gini dan sebagainya, ayam dan sebagainya, itu akan bagian barcode-nya dibuat," ungkap Luhut dalam konferensi pers, Jakarta, Kamis (9/1).

Luhut menyampaikan sistem tersebut dibuat oleh anak-anak Indonesia. Dia menegaskan bahwa sistem ini bukanlah sistem baru dan seluruhnya dikerjakan oleh anak-anak Indonesia.

Dia menyebut sistem ini, berbeda dengan proyek seperti E-KTP yang membutuhkan tender bernilai triliunan, proyek ini tidak melibatkan biaya besar. Ia mencontohkan pengalaman sebelumnya dengan PeduliLindungi, di mana sistem dapat berjalan tanpa pengeluaran besar, dan ia optimis pendekatan serupa dapat diterapkan pada proyek ini.

"Dan itu yang membuat sistem ini, saya ulangi ya, yang membuat sistem ini itu anak-anak Indonesia. Ini semua anak Indonesia dan tidak seperti E-KTP mau tender sekian triliun, nggak ada itu," tegasnya.

Dalam kesempatan yang berbeda, Juru Bicara DEN, Jodi Mahardi potensi digitalisasi yang akan sangat membantu dalam penyaluran bantuan pemerintah secara lebih tepat sasaran di masa mendatang.

"Melalui sistem digital, seperti yang dijelaskan, bantuan sosial dapat diarahkan agar digunakan sesuai kebutuhan yang telah ditentukan oleh pemerintah, seperti untuk membeli bahan pokok tertentu," kata Jodi kepada merdeka.com, Kamis (9/1).

Menurut Jodi, hal ini bertujuan untuk memastikan bantuan tidak hanya sampai kepada penerima yang berhak tetapi juga dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung kesejahteraan masyarakat.

"Ini bertujuan memastikan bantuan tidak hanya sampai kepada penerima, tapi juga dimanfaatkan secara optimal," tutup Jodi.

 

Reporter: Siti Ayu Rachma

Sumber: Merdeka.com

2 dari 3 halaman

Bocoran Penerapan BLT Subsidi BBM, Siap-Siap!

Skema penyaluran BBM subsidi seperti Pertalite bakal segera diubah dalam waktu dekat. Salah satunya dengan mengalihkan komponen biaya subsidi ke dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT), agar penyalurannya lebih tepat sasaran.

Namun, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima koordinasi lanjutan terkait pengalihan skema subsidi BBM. Tiko, sapaan akrabnya, masih menunggu kebijakan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Belum, belum, masih nunggu kebijakan pemerintah dulu. Lagi nunggu dari ESDM," ujar Tiko saat dijumpai di Stasiun Kereta Cepat Whoosh Halim, Jakarta, dikutip Rabu (25/12/2024).

 

3 dari 3 halaman

Skema Blending

Adapun secara rencana, penyaluran BBM subsidi nantinya akan menggunakan skema blending. Dengan tetap memberikan subsidi BBM secara langsung untuk produk kepada kelompok tertentu, sembari melakukan pengalihan subsidi ke BLT.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan, Badan Pusat Statistic (BPS) tengah menyusun data calon penerima BLT pengganti subsidi BBM. Itu membutuhkan proses lantaran pemerintah tak ingin pendistribusian ke depan salah sasaran.

Targetnya, seluruh data siapa saja kelompok yang berhak menenggak BBM subsidi dan penerima BLT akan diumumkan Desember 2024 ini. Termasuk untuk data penerima subsidi listrik.

"Insya Allah bulan ini, semuanya (diumumkan). Tapi nanti kita laporkan dulu kepada bapak Presiden, apa arahan bapak Presiden, baru kami umumkan secara resmi," ujar Bahlil di sela kegiatan Indonesia Mining Summit 2024 di Hotel Mulia, Jakarta pada Rabu, 4 Desember 2024.

Kendati begitu, ia belum bisa memastikan alokasi subsidi ini akan lebih banyak dialihkan untuk komoditas langsung atau kepada BLT. "Nanti setelah diputuskan, kami umumkan," imbuh Menteri ESDM.

 

Video Terkini