Sukses

Benahi Aturan Acak-Acakan, Luhut Contek Guru dari Ayahanda Prabowo

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, usul agar pembuatan kebijakan oleh pemerintah mengikuti prinsip Tinbergen Rule. Sebuah aturan yang dicetuskan oleh Jan Tinbergen, seorang ekonomi yang juga peraih Nobel asal Belanda.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, usul agar pembuatan kebijakan oleh pemerintah mengikuti prinsip Tinbergen Rule. Sebuah aturan yang dicetuskan oleh Jan Tinbergen, seorang ekonomi yang juga peraih Nobel asal Belanda.

Luhut mengatakan, ide itu awalnya muncul dari ekonom senior, mantan Menteri Keuangan yang kini jadi anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Chatib Basri.

Usulan itu disampaikan lantaran Luhut menilai kebijakan yang ada di Indonesia saat ini terkesan semrawut. Oleh karenanya ia mendorong Tinbergen Rule, sehingga satu kebijakan nantinya bisa mencakup hanya satu tujuan.

"Kita terlalu acak-acak. Sehingga itu yang menyebabkan kita seperti sekarang ini. Jadi satu kebijakan itu kita berlakukan untuk banyak tujuan. Akhirnya jadi tumpang tindih, menimbulkan sekat-sekat masalah," ujarnya dalam sesi konferensi pers perdana Dewan Ekonomi Nasional di kantornya, Jakarta, Kamis (9/1/2025).

Fakta menariknya, sambung Luhut, Jan Tinbergen merupakan dosen pembimbing dari Soemitro Djojohadikoesoemo. Ayah dari Presiden Prabowo Subianto tersebut dibimbing oleh Tinbergen saat mengikuti program doktoral di Erasmus University Rotterdam, Belanda.

"Tinbergen rule ini, saya juga baru tahu Profesor Soemitro ini, pembimbingnya waktu dia ambil Doktor di Erasmus University di Belanda, itu adalah seorang peraih nobel, yaitu Tinbergen," ungkap Luhut.

Rekomendasi soal penerapan Tinbergen Rule ini pun sudah disampaikan kepada Prabowo. Ketika sudah sampai di tangan RI 1, Luhut bilang, Prabowo juga baru menyadari bahwa ayahnya sempat dididik oleh ekonom besar abad 20.

"Kita usut-usut lagi, sampai hari ini cuman satu-satunya orang Indonesia yang pernah dibimbing untuk mengambil PhD-nya oleh seorang peraih Nobel, ya Profesor Soemitro," kata Luhut.

Sebagai tindak lanjut, Luhut bersama anggota Dewan Ekonomi Nasional bakal berupaya untuk menerapkan Tinbergen Rule untuk memperbaiki banyak peraturan yang saling tumpang tindih.

"Ini saya pikir sedang kita lakukan, dan saya sangat optimis. Jadi saya ingin menyampaikan bahwa ini satu langkah yang sangat bagus," tegas Luhut.

 

 

2 dari 3 halaman

Luhut Ngaku Enjoy Jalani Peran Baru jadi Penasihat Ekonomi Prabowo

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengaku sangat menikmati pekerjaan barunya, sebagai penasihat ekonomi Presiden Prabowo Subianto.

Sebagai perbandingan, ia menyebut peran barunya sebagai Ketua DEN punya tantangan tersendiri dibanding posisi lain di pemerintahan yang pernah Luhut emban.

"Saya terus terang menikmati pekerjaan ini. Saya tiga kali jadi Menko, satu kali kepala staf presiden. Saya melihat sekali bedanya pekerjaan ini dengan pekerjaan saya sebelumnya," ujar Luhur dalam konferensi pers perdana Dewan Ekonomi Nasional di kantornya, Jakarta, Kamis (9/1/2025).

Luhut mengatakan, ia dan anak buahnya kerap bertemu dengan Prabowo secara intensif. Dewan Ekonomi Nasional pun jadi bagian dari proses pengambilan keputusan oleh RI 1.

"Kami dari DEN memang punya regular meeting dengan Presiden yang kita atur. Presiden sangat menikmati usulan-usulan yang diberikan DEN. Termasuk framing untuk eksekusinya," ucap dia.

Dari beberapa kali hasil pertemuannya tersebut, Luhut dan DEN telah menyiapkan sejumlah rekomendasi kebijakan. Salah satu program utama terkait government technology, yang dipercaya bakal meningkatkan tingkat efisiensi pemerintahan.

"Kita sudah menyiapkan ada 53 quick wins dari Presiden untuk menjawab semua statemen-statemen Presiden, yang menjadi paling banyak di-quote di dunia dari kepala negara punya statemen," tutur dia.

"Jadi kita siapkan proyek-proyek yang ada di pipeline. Salah satu tadi government technology, yang kemarin ada versi 6 e-catalog," kata Luhut.

 

3 dari 3 halaman

Banyak Keluhan Coretax, Luhut: Jangan Kritik-Kritik Terus

Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara terkait masyarakat yang mengeluhkan implementasi Administrasi Perpajakan (Coretax). Menurutnya jika ada yang kurang itu adalah hal yang wajar, karena sistem tersebut baru diimplementasikan.

Luhut menyebut potensi implementasi dari Coretax ini dapat menghimpun pajak dengan berkontribusi 6,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sekitar Rp1.500 triliun.

"Kalau ada kurang sana sini wajar karena sistemnya baru imlementasi. kami percaya DJP akan mengimprov sistemnya akan berjalan baik," kata Luhut dalam konferensi pers, Jakarta, Kamis (9/1).

"Dan saya lihat sih kalau kita lakukan dengan baik dan semua sepakat, jangan berkelahi, jangan terus kritik-kritikkan dulu, biarkan jalan dulu. Nanti ya kritik, berikan kritik," lanjut dia.

Dia menyebut salah satu permasalahan di Indonesia adalah tumpang tindihnya kebijakan. Sehingga pihaknya menganut satu kebijakan untuk menjadi tujuan bersama dalam digitalisasi.

"Ini game changer buat Indonesia. Dan kami kepada Presiden (Prabowo Subianto) membrief itu kemarin cukup detail. Dan beliau saya juga senang sekali. Beliau sangat responsif dan sangat memahami juga masalah ini. Tidak ada yang kita perlu salahkan. Ya ini salah kita rame-rame," jelasnya.

Lebih lanjut, pemerintah akan berguru dengan India untuk implementasi digitalisasi di Indonesia ke depannya. "Tim akan ke India nanti dalam 10 hari ke depan. Dan Presiden sudah merintahkan untuk itu. Kita akan belajar pengalaman dari India. Walaupun kita sudah banyak paham juga," tutup Luhut.

 

Reporter: Siti Ayu Rachma

Sumber: Merdeka.com

Video Terkini