Sukses

Rosan Roeslani Sebut Pengumuman Pengurus Danantara Jadi Momen Baik

Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani angkat bicara mengenai IHSG yang sempat turun 5 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani menanggapi koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat hingga 5 persen pada pertengahan Maret 2025 akibat kekhawatiran pasar atas dibentuknya Danantara.

Rosan menilai, kehadiran Danantara justru mampu mengangkat laju IHSG ke zona hijau di tengah tekanan pasar modal global.

"Kalau kita lihat memang, kemarin sebelum Danantara diumumkan, memang, market kita sedang turun, tapi, sejak diumumkan, alhamdulillah, responsnya sangat positif," ujar Rosan dalam acara Seminar Kadin Indonesia bertajuk Dampak Perang Tarif Terhadap Peluang Ekspor Indonesia di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (25/3/2025).

Bahkan, Rosan mengatakan, tren penguatan IHSG terus berlangsung setelah kepengurusan Danantara diumumkan. Dia mencatat, saham perbankan mengalami penguatan hingga 5 persen.

"Hari ini pun naik positif. (Saham) Perbankan kita rata-rata naik 5 persen, jadi itu adalah suatu momentum yang sangat-sangat baik," ujar dia.

Rosan menuturkan, penguatan IHSG menjadi sinyal telah meningkatnya rasa kepercayaan investor asing terhadap pasar modal Tanah Air. Adapun, aksi net sell atau jual bersih saham oleh investor asing sebagai dinamika di pasar modal.

Rosan menekankan pemerintahan Prabowo terus memperbaiki regulasi yang ada saat ini. Pembentukan Danantara sendiri bertujuan untuk menarik investasi asing ke Indonesia untuk pembukaan lapangan kerja baru.

"Karena tugas saya sebagai Menteri Investasi, tentunya adalah menggunakan investasi, yang berkualitas, dalam rangka apa sih, dalam rangka penciptaan lapangan pekerjaan, itu yang paling penting. Karena PR kita adalah, penciptaan lapangan pekerjaan, tentunya adalah lapangan pekerjaan yang berkualitas, yang ingin kita ciptakan ke depannya," ujar dia.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) hentikan sementara aktifitas perdagangan (trading halt) di pasar saham Tanah Air pada pukul 11:19 WIB, Selasa, 18 Maret 2025. 

 

 

Promosi 1
2 dari 3 halaman

Penyebab Trading Halt

Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, mengatakan trading halt kali ini disebabkan oleh penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5 persen.

"Dengan ini kami menginformasikan bahwa hari ini, Selasa, 18 Maret 2025 telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) yang dipicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5 persen," kata dia di Jakarta, Selasa, 18 Maret 2025.

Kebijakan ini dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat. BEI memastikan perdagangan akan dilanjutkan pukul 11:49:31 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

3 dari 3 halaman

Penutupan IHSG pada 25 Maret 2025

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada perdagangan Selasa (25/3/2025) usai alami koreksi. Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang menghijau.

Mengutip data RTI, IHSG melonjak 1,2 persen ke posisi 6.235,61. Indeks LQ45 bertambah 2,35 persen ke posisi 697,01. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau. Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.265,29 dan level terendah 6.178,49.

Sebanyak 329 saham menguat dan 265 saham melemah. 202 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 958.647 kali dengan volume perdagangan 17,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.590.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham teknologi turun 0,40 persen. Sektor saham energi menguat 0,45 persen, sektor saham basic mendaki 1,16 persen, sektor saham industri bertambah 0,30 persen. Lalu sektor saham consumer nonsiklikal mendaki 0,58 persen.

Selain itu, sektor saham consumer siklikal bertambah 0,13 persen, sektor saham kesehatan melesat 2,11 persen. Sektor saham keuangan melonjak 2,93 persen, dan catat penguatan terbesar. Lalu sektor saham properti mendaki 0,76 persen, sektor saham infrastruktur menguat 0,14 persen dan sektor saham transportasi menanjak 1,06 persen.

Selanjutnya: Penyebab Trading Halt