Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Senin 28 Mei 2013 ini, menerima kunjungan 7 profesor dari Universitas Airlangga, Surabaya.
Kedatangan para profesor tersebut untuk mempresentasikan hasil penemuan obat-obatan terbarunya yang diharapkan bisa diproduksi perusahan farmasi BUMN.
Pertemuan ini juga dihadiri para jajaran direksi dan para ahli dari perusahaan farmasi BUMN, seperti Kimia Farma, Indofarma, Biofarma dan Phapros.
"Saya minta nanti di tengah presentasi, para perusahaan farmasi BUMN harus sudah ada pandangan. Saya mau produksi yang mana, begitu ya?," ujar Dahlan dihadapan para perwakilan perusahaan farmasi BUMN, Selasa (28/5/2013).
Dahlan mengaku saat ini kemajuan ilmu kedokteran di Indonesia sudah sangat maju, terbukti pada Agustus mendatang Kimia Farma akan memproduksi obat hasil penemuan warga negara Indonesia.
"Bahwa bulan Agustus Kimia Farma akan memproduksi 1 obat dari penemuan salah satu dokter dari Indonesia, dan hal itu sudah dipatenkan," tutur Dahlan.
"Setelah dipatenkan obat ini ingin dibeli Korea, akhirnya setelah kita bicarakan dengan pemilik obat akhirnya bersedia diproduksi di Indonesia," imbuhnya.
Dahlan mengaku sangat mengapresiasi hasil penemuan para profesor tersebut. Melalui pertemuan presentasi hasil pertemuan para profesor ini, Dahlan berharap akan segera dapat memproduksi obat tersebut sehingga memiliki manfaat bagi masyarakat Indonesia.
"Ini hasil penelitian yang hebat, setelah ini harapannya kedua belah pihak dapat berbicara lebih lanjut mengenai produksinya,"tutur Dahlan.
Penemuan yang dipresentasikan antara lain penemuan obat anti demam berdarah yang diklaim pertama di dunia, alat pendeteksi penyakit malaria, obat keluarga berencana (KB) khusus untuk pria, dan stem cell yang mengatasi pemulihan tulang hancur akibat ruda paksa. (Yas/Nur)
Kedatangan para profesor tersebut untuk mempresentasikan hasil penemuan obat-obatan terbarunya yang diharapkan bisa diproduksi perusahan farmasi BUMN.
Pertemuan ini juga dihadiri para jajaran direksi dan para ahli dari perusahaan farmasi BUMN, seperti Kimia Farma, Indofarma, Biofarma dan Phapros.
"Saya minta nanti di tengah presentasi, para perusahaan farmasi BUMN harus sudah ada pandangan. Saya mau produksi yang mana, begitu ya?," ujar Dahlan dihadapan para perwakilan perusahaan farmasi BUMN, Selasa (28/5/2013).
Dahlan mengaku saat ini kemajuan ilmu kedokteran di Indonesia sudah sangat maju, terbukti pada Agustus mendatang Kimia Farma akan memproduksi obat hasil penemuan warga negara Indonesia.
"Bahwa bulan Agustus Kimia Farma akan memproduksi 1 obat dari penemuan salah satu dokter dari Indonesia, dan hal itu sudah dipatenkan," tutur Dahlan.
"Setelah dipatenkan obat ini ingin dibeli Korea, akhirnya setelah kita bicarakan dengan pemilik obat akhirnya bersedia diproduksi di Indonesia," imbuhnya.
Dahlan mengaku sangat mengapresiasi hasil penemuan para profesor tersebut. Melalui pertemuan presentasi hasil pertemuan para profesor ini, Dahlan berharap akan segera dapat memproduksi obat tersebut sehingga memiliki manfaat bagi masyarakat Indonesia.
"Ini hasil penelitian yang hebat, setelah ini harapannya kedua belah pihak dapat berbicara lebih lanjut mengenai produksinya,"tutur Dahlan.
Penemuan yang dipresentasikan antara lain penemuan obat anti demam berdarah yang diklaim pertama di dunia, alat pendeteksi penyakit malaria, obat keluarga berencana (KB) khusus untuk pria, dan stem cell yang mengatasi pemulihan tulang hancur akibat ruda paksa. (Yas/Nur)