Sukses

Kesadaran Investasi Masyarakat RI Jauh Ketinggalan

HSBC Indonesia mengungkapkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap produk investasi masih sangat minim. Indonesia bahkan jauh tertinggal dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.

Head of Wealth Management HSBC Indonesia, Steven Suryana, mengungkapkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap produk investasi masih sangat minim. Indonesia bahkan masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.

Sebagai ilustrasi, masyarakat yang mengantongi uang Rp 500 juta, umumnya mengalokasikan 70% dananya pada produk berbasis deposito. Dengan nilai yang sama, masyarakat China justru menyimpan 50% dari dana tersebut ke dalam produk investasi.

Steven yang ditemui dalam acara Media Limited Round-Table Discussion: Indonesia Wealth Management Update 2013 di Plaza Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2013) mengatakan, rendahnya kesadaran investasi masyarakat Indonesia tersebut disebabkan kurangnya edukasi tentang investasi di usia muda.

Selama ini investor di tanah air memang telah mulai mengenal produk investasi berupa reksadana dan obligasi. Sayangnya, pengalaman masyarakat dalam produk tersebut masih sangat minim.

Hasil studi HSBC menemukan, segmen premium di Indonesia umumnya berasal dari kalangan muda dengan umur rata-rata masih di bawah 40 tahun. "Kita segmen kedua yang termuda di Asia setelah negara China," katanya.

Dengan kondisi tersebut, Indonesia diyakini mempunyai peluang yang tinggi di bidang investasi pengelolaan kekayaan mengingat jumlah produk investasi yang ditawarkan masih cukup rendah.

"Produk wealth management masih sangat rendah. Tahun ini bisnis tersebut akan kami targetkan tumbuh hingga 20%," jelasnya (Dis/Shd)