Sukses

Rusia Berniat Bangun Pabrik Pengolahan Alumunium di Kalimantan

Setelah Perancis, kini giliran Rusia yang berniat untuk mengembangkan investasi di Indonesia.

Daya pikat Indonesia sebagai salah satu negara tujuan investasi menarik memang tak perlu diragukan lagi. Setelah Perancis, kini giliran Rusia yang berniat untuk mengembangkan investasi di Indonesia.

Hal ini disampaikan Deputi Menko Perekonomian Bidang Hubungan Kerjasama Luar Negeri, Rizal Affandi Lukman. Dia mengungkapkan pihaknya bakal menerima kunjungan dari delegasi Rusia pada tanggal 11-12 Juni ini.

"Rencannya tanggal 11-12 Juni 2013, delegasi Rusia akan datang menemui kami karena mereka menyatakan ketertarikannya untuk berinvestasi di bidang pertambangan," tutur dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Kamis (6/6/2013).

Rizal menambahkan, Rusia berniat membangun pabrik pengolahan bauksit dan alumunium di Kalimantan. Sehingga hasil produksinya bisa masuk ke PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) serta industri lain.

"Untuk lebih jelasnya, kami akan bertemu dan berbincang lebih dulu. Sebab rencana mereka baru sebatas itu, tapi mungkin saja bisa investasi di bidang lain," ucapnya.

Dasar pertimbangan Rusia akan menanamkan modalnya di Indonesia, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil dengan rata-rata di atas 6% dalam beberapa tahun terakhir, serta peningkatan basis masyarakat menengah dan pertumbuhan konsumsi domestik.

"Kalau mereka ingin membangun pabrik pengolahan, tentu itu sangat dianjurkan seperti kewajiban yang tertuang dalam Undang-undang Mineral dan Batu bara (Minerba) akan diberikan insentif," imbuh Rizal.

Kementerian Bidang Perekonomian sebelumnya telah menerima rombongan delegasi Perancis yang diwakili Menteri Perdagangan Luar Negeri Perancis Y.M Nicola Bricq.

Negara tersebut menyatakan komitmennya untuk mengembangkan investasi dan menandatangani kerjasama di berbagai bidang dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Hubungan kerjasama strategis itu baik bidang investasi, perdagangan, lingkungan, teknologi, energi, infrastruktur serta mencari potensi lain yang belum terjaring secara optimal.Penandatanganan kerjasama juga dalam hal pembangunan koridor kereta api di Bandung.

"Indonesia menyambut baik masuknya teknologi Perancis di negara ini, karena terkenal sangat unggul di dunia, seperti pengembangan pesawat oleh Airbus, dan perusahaan di sektor lain seperti Total yang sudah menjadi mitra strategis di bidang Energi selama puluhan tahun," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa. (Fik/Nur)