Saat Anda memutuskan untuk menjadi entrepreneur, apa motivasi utama Anda?. Bagi sebagian orang, bisnis adalah peluang untuk mencetak banyak uang atau demi hidup penuh gaya.
Berhubung segala gagasan ini datang dari satu individu, terlalu banyak fokus bisa membuat Anda keliru dalam mengambil keputusan.
Product strategist and technologist, Neal Cabage, seperti dilansir Inc.com, Senin (10/6/2013), menyatakan tujuan, tata nilai dan keyakinan senantiasa mempengaruhi keputusan yang diambil setiap hari. Bayangkan bagaimana produk Anda jadinya jika semua keputusan bisnis Anda selalu didorong hasrat untuk jadi kaya.
Anda tentu tak menyaring dulu opsi-opsi yang tersedia, Anda pilih yang menurut Anda paling menguntungkan tak peduli pendapat orang lain.
Tak hanya itu, Anda juga menutup diri pada peluang-peluang lain yang tersedia. Jika fokus Anda berbisnis, hanya untuk membuat Anda kaya raya, maka produk Anda tak akan banyak berguna di pasaran.
Berbeda halnya jika Anda memberikan perhatian penuh untuk menolong sesama. Saat Anda bicara dengan konsumen sambil memahami kesulitannya, dia tentu tak akan keberatan membayar Anda untuk solusi yang ditawarkan.
Tak hanya itu saja, para konsumen akan menyebarkan kebaikan Anda dan kegunaan produk Anda pada konsumen lain. Dengan begitu, loyalitas Anda pasti bersinar bagai emas dan menyediakan peluang-peluang bisnis terbaik.
Sebaliknya, jika Anda terlalu fokus menghitung keuntungan yang diraih, Anda akan lupa berinovasi dan menghasilkan produk-produk tepat guna bagi konsumen.
Sementara itu, persaingan di pasar yang sama terus bergejolak. Dalam kondisi ini, Anda tak bisa menangkap peluang-peluang nyata, karena Anda jarang memikirkan kesulitan dan masalah konsumen.
Dan jika Anda terus memperkaya diri sendiri tanpa memikirkan kebutuhan konsumen, maka Anda akan terus kehilangan peluang bisnis yang sebenarnya.
Cabage menilai, masalah klasik dari mengejar banyak uang adalah selalu tertinggal satu langkah di belakang para pesaing dan menghadapi konsolidasi pasar, padahal Anda sendiri belum siap.
Saat Anda memilih peluang bisnis sesuai dengan gaya hidup sendiri, jangan kaget jika banyak tantangan serupa menghampiri Anda.
Yang menjadi pilihan Anda adalah kesempatan bagus dengan model usaha sederhana dan keuntungan cepat. Anda sendiri tak pernah berinvestasi untuk membangun rantai nilai jual usaha Anda (sumber, penyampaian, pelayanan konsumen yang lebih baik, dan lain-lain).
Dengan cara macam ini, produk Anda hanya akan menjadi benalu di perusahaan lain. Bisnis yang Anda jalankan menjadi tidak efisien dan tak punya jumlah investasi yang tinggi agar usaha Anda bisa tahan lama.
Jika Anda memang serius berbisnis, berhentilah fokus pada tujuan pribadi tapi perhatikanlah kebutuhan orang lain (konsumen), layani mereka, dan tunjukan cara membantu masalahnya lewat produk Anda.
Dengan begitu, produk dan bisnis Anda akan lebih bernilai di mata konsumen. Mungkin saja, Anda juga bisa tidur nyenyak karena tak perlu pusing memikirkan jumlah uang yang Anda dapat hari ini.(Shd)
Berhubung segala gagasan ini datang dari satu individu, terlalu banyak fokus bisa membuat Anda keliru dalam mengambil keputusan.
Product strategist and technologist, Neal Cabage, seperti dilansir Inc.com, Senin (10/6/2013), menyatakan tujuan, tata nilai dan keyakinan senantiasa mempengaruhi keputusan yang diambil setiap hari. Bayangkan bagaimana produk Anda jadinya jika semua keputusan bisnis Anda selalu didorong hasrat untuk jadi kaya.
Anda tentu tak menyaring dulu opsi-opsi yang tersedia, Anda pilih yang menurut Anda paling menguntungkan tak peduli pendapat orang lain.
Tak hanya itu, Anda juga menutup diri pada peluang-peluang lain yang tersedia. Jika fokus Anda berbisnis, hanya untuk membuat Anda kaya raya, maka produk Anda tak akan banyak berguna di pasaran.
Berbeda halnya jika Anda memberikan perhatian penuh untuk menolong sesama. Saat Anda bicara dengan konsumen sambil memahami kesulitannya, dia tentu tak akan keberatan membayar Anda untuk solusi yang ditawarkan.
Tak hanya itu saja, para konsumen akan menyebarkan kebaikan Anda dan kegunaan produk Anda pada konsumen lain. Dengan begitu, loyalitas Anda pasti bersinar bagai emas dan menyediakan peluang-peluang bisnis terbaik.
Sebaliknya, jika Anda terlalu fokus menghitung keuntungan yang diraih, Anda akan lupa berinovasi dan menghasilkan produk-produk tepat guna bagi konsumen.
Sementara itu, persaingan di pasar yang sama terus bergejolak. Dalam kondisi ini, Anda tak bisa menangkap peluang-peluang nyata, karena Anda jarang memikirkan kesulitan dan masalah konsumen.
Dan jika Anda terus memperkaya diri sendiri tanpa memikirkan kebutuhan konsumen, maka Anda akan terus kehilangan peluang bisnis yang sebenarnya.
Cabage menilai, masalah klasik dari mengejar banyak uang adalah selalu tertinggal satu langkah di belakang para pesaing dan menghadapi konsolidasi pasar, padahal Anda sendiri belum siap.
Saat Anda memilih peluang bisnis sesuai dengan gaya hidup sendiri, jangan kaget jika banyak tantangan serupa menghampiri Anda.
Yang menjadi pilihan Anda adalah kesempatan bagus dengan model usaha sederhana dan keuntungan cepat. Anda sendiri tak pernah berinvestasi untuk membangun rantai nilai jual usaha Anda (sumber, penyampaian, pelayanan konsumen yang lebih baik, dan lain-lain).
Dengan cara macam ini, produk Anda hanya akan menjadi benalu di perusahaan lain. Bisnis yang Anda jalankan menjadi tidak efisien dan tak punya jumlah investasi yang tinggi agar usaha Anda bisa tahan lama.
Jika Anda memang serius berbisnis, berhentilah fokus pada tujuan pribadi tapi perhatikanlah kebutuhan orang lain (konsumen), layani mereka, dan tunjukan cara membantu masalahnya lewat produk Anda.
Dengan begitu, produk dan bisnis Anda akan lebih bernilai di mata konsumen. Mungkin saja, Anda juga bisa tidur nyenyak karena tak perlu pusing memikirkan jumlah uang yang Anda dapat hari ini.(Shd)