PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menyatakan pembangunan jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai dan Tanjung Benoa sepanjang 12,7 kilometer (km) sudah mencapai 98%. Proyek tersebut merupakan jalan tol pertama di Indonesia yang dibangun di atas laut.
“Saat ini progress fisiknya sudah mencapai 98% tinggal penyelesaian akhir seperti gardu, pemasangan rambu-rambu, marka jalan “ kata Direktur Pengembangan Usaha Jasa Marga Abdul Abdul Hadi seperti dikutip dari situs Kementerian Pekerjaan Umum, Rabu (12/6/2013).
Abdil menjelaskan pembangunan jembatan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa dilatar belakangi oleh parahnya kemacetan lalu-lintas saat ini terutama saat musim liburan. Masyarakat dari arah Denpasar, Kuta, atau Bandara Ngurah Rai yang akan menuju Nusa Dua hanya melalui jalan raya by pass Ngurah Rai.
Dikatakan, sesuai survei yang telah dilakukan jumlah kendaraan yang melintas disana setiap harinya mencapai lebih dari 56 ribu. Memerlukan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan dari Bandara Ngurah Rai ke Nusa Dua. Sementara itu, dari Nusa Dua ke Benoa mencapai 2 jam. Namun apa bila jembatan ini selesai akan menyingkat jarak tempuh hanya 15 menit–20 menit.
Menurut dia pembangunan jalan tol ini sebagai bukti atas karya mandiri anak bangsa. Hal ini karena jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa ini merupakan jalan tol pertama di Indonesia yang dibangun diatas laut. Dengan panjang 12,7 km, sekitar 10 km berada diatas laut, panjang tol Bali ini hampir sama dengan Penang brige di Malaysia yang panjangnya mencapai 13,5 km.
"Desain dan konstruksinya sepenuhnya dikerjakan oleh putra-putra terbaik bangsa, dan dapat membuktikan bahwa kita memiliki kemampuan dan teknologi yang memadai untuk pembangunan jalan dan jembatan di atas laut," tuturnya.
Pembangunan jembatan ini memerlukan waktu konstruksi selama 14 bulan dan pembuatan studi kelayakan serta Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) selama dua bulan. Sementara lahan yang dibebaskan relatif sedikit mengingat jembatan di atas laut.
Biaya investasi jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa sekitar Rp 2,4 triliun sepenuhnya menggunakan dana internal perusahaan dan sumber-sumber pembiayaan dalam negeri dengan komposi 30% dana perusahaan, 70% dari pinjaman sindikasi perbankan dalam negeri.
Pembangunan jalan tol ini sangat besar dalam memberikan dampak yang bagi perkonomian masyarakat Bali dan sekitarnya. Pada saat pembangunan sekitar 3.000 pekerja terlibat langsung. Proyek ini akan memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian masyarakat Bali
Sementara itu, Komisaris Jasa Marga Ibnu Purna Muchtar berharap jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa ini nantinya dapat diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam waktu dekat sehingga dapat mendukung keberhasilan penyelenggaraan KTT APEC 2013 dan bermanfaat bagi pariwisata dan masyarakat Bali.
Jalan tol Nusa Dua Bali ini juga merupakan bukti nyata sinergi BUMN dan Pemerintah Provinsi Bali serta Pemerintah Kabupaten Badung dalam bentuk konsorsium yang tergabung dalam PT Jasamarga Bali Tol.
Adapun susunan kepemilikannya meliputi PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 60%, PT Pelindo III (Persero) sebesar 20%, PT Angkasa Pura I (Persero) sebesar 10%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebesar 5%, PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebesar 2%, PT Hutama Karya (Persero) Tbk sebesar 2%, dan PT Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) sebesar 1%. (Ndw)
“Saat ini progress fisiknya sudah mencapai 98% tinggal penyelesaian akhir seperti gardu, pemasangan rambu-rambu, marka jalan “ kata Direktur Pengembangan Usaha Jasa Marga Abdul Abdul Hadi seperti dikutip dari situs Kementerian Pekerjaan Umum, Rabu (12/6/2013).
Abdil menjelaskan pembangunan jembatan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa dilatar belakangi oleh parahnya kemacetan lalu-lintas saat ini terutama saat musim liburan. Masyarakat dari arah Denpasar, Kuta, atau Bandara Ngurah Rai yang akan menuju Nusa Dua hanya melalui jalan raya by pass Ngurah Rai.
Dikatakan, sesuai survei yang telah dilakukan jumlah kendaraan yang melintas disana setiap harinya mencapai lebih dari 56 ribu. Memerlukan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan dari Bandara Ngurah Rai ke Nusa Dua. Sementara itu, dari Nusa Dua ke Benoa mencapai 2 jam. Namun apa bila jembatan ini selesai akan menyingkat jarak tempuh hanya 15 menit–20 menit.
Menurut dia pembangunan jalan tol ini sebagai bukti atas karya mandiri anak bangsa. Hal ini karena jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa ini merupakan jalan tol pertama di Indonesia yang dibangun diatas laut. Dengan panjang 12,7 km, sekitar 10 km berada diatas laut, panjang tol Bali ini hampir sama dengan Penang brige di Malaysia yang panjangnya mencapai 13,5 km.
"Desain dan konstruksinya sepenuhnya dikerjakan oleh putra-putra terbaik bangsa, dan dapat membuktikan bahwa kita memiliki kemampuan dan teknologi yang memadai untuk pembangunan jalan dan jembatan di atas laut," tuturnya.
Pembangunan jembatan ini memerlukan waktu konstruksi selama 14 bulan dan pembuatan studi kelayakan serta Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) selama dua bulan. Sementara lahan yang dibebaskan relatif sedikit mengingat jembatan di atas laut.
Biaya investasi jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa sekitar Rp 2,4 triliun sepenuhnya menggunakan dana internal perusahaan dan sumber-sumber pembiayaan dalam negeri dengan komposi 30% dana perusahaan, 70% dari pinjaman sindikasi perbankan dalam negeri.
Pembangunan jalan tol ini sangat besar dalam memberikan dampak yang bagi perkonomian masyarakat Bali dan sekitarnya. Pada saat pembangunan sekitar 3.000 pekerja terlibat langsung. Proyek ini akan memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian masyarakat Bali
Sementara itu, Komisaris Jasa Marga Ibnu Purna Muchtar berharap jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa ini nantinya dapat diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam waktu dekat sehingga dapat mendukung keberhasilan penyelenggaraan KTT APEC 2013 dan bermanfaat bagi pariwisata dan masyarakat Bali.
Jalan tol Nusa Dua Bali ini juga merupakan bukti nyata sinergi BUMN dan Pemerintah Provinsi Bali serta Pemerintah Kabupaten Badung dalam bentuk konsorsium yang tergabung dalam PT Jasamarga Bali Tol.
Adapun susunan kepemilikannya meliputi PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 60%, PT Pelindo III (Persero) sebesar 20%, PT Angkasa Pura I (Persero) sebesar 10%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebesar 5%, PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebesar 2%, PT Hutama Karya (Persero) Tbk sebesar 2%, dan PT Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) sebesar 1%. (Ndw)