ExxonMobil Oil Indonesia, perusahaan minyak dan gas (migas) asal Amerika Serikat, akan mengembalikan dua blok eksplorasi migas ke pemerintah karena gagal menemukan migas di kedua lapangan itu. Kedua blok eksplorasi tersebut adalah Blok Surumana dan Blok Mandar di Selat Makassar.
Menurut data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), perusahaan itu tercatat telah menghabiskan US$ 302 juta atau setara Rp 2,99 triliun di Blok Mandar dan Surumana.
Exxon telah mengebor satu sumur di Blok Surumana, namun tidak menemukan minyak. Begitupun di Blok Mandar, perseroan telah menghabiskan dana US$ 179 juta untuk mengebor tiga sumur di sana.
"Ada enam blok yang akan dikembalikan oleh lima perusahaan asing dan sedang diproses. Dua blok diantarannya milik ExxonMobil" kata Kepala Bagian Humas SKK Migas, Elan Biantoro saat berbincang dengan Liputan6.com, ditulis Selasa (18/6/2013).
Dihubungi terpisah, Senior Vice President Exploration and External Relations, ExxonMobil Indonesia Asep Sulaeman, keputusan untuk mengembalikan blok ini didasarkan pada hasil eksplorasi yang telah dilakukan perseroan.
Keputusan tersebut juga sesuai dengan praktik bisnis ExxonMobil yang secara berkala mengkaji aset perusahaan serta kontribusinya terhadap tujuan operasional dan finansial ExxonMobil, serta nilai potensial bagi pihak lain.
"ExxonMobil terus melakukan investasi dalam pengembangan minyak dan gas Indonesia, serta melakukan kegiatan eksplorasi di Indonesia," ungkap dia.
Berdasarkan data SKK Migas, selain ExxonMobil, terdapat empat perusahaan asing lain yang berencana mengembalikan blok migas ke pemerintah.
Salah satunya yaitu perusahaan migas asal Norwegia, Statoil yang berencana mengembalikan Blok Karama. Perusahaan gagal menemukan migas setelah mengebor 3 sumur dan menghabiskan US$ 174 juta atau setara Rp 1,7 triliun.
Perusahaan migas asal Negeri Paman Sam lainnya, ConocoPhillips berniat mengembalikan Blok Kuma ke pemerintah. Meski telah mengebor satu sumur yaitu sumur Kaluku-1, Conoco juga gagal menemukan migas. Kerugian yang harus ditanggung Conoco mencapai US$ 150 juta atau setara Rp 1,48 triliun.
Dua perusahaan lainnya yaitu Talisman yang akan mengembalikan Blok Sageri dan Marathon Oil di Blok Pasang Kayu. Di Sageri, Talisman menghabiskan US$ 84 juta atau Rp 829,5 miliar untuk mengebor satu sumur di sana. Sedangkan Marathon harus menelan kerugian US$ 209 juta atau sekitar Rp 2 triliun. (Ndw)
Menurut data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), perusahaan itu tercatat telah menghabiskan US$ 302 juta atau setara Rp 2,99 triliun di Blok Mandar dan Surumana.
Exxon telah mengebor satu sumur di Blok Surumana, namun tidak menemukan minyak. Begitupun di Blok Mandar, perseroan telah menghabiskan dana US$ 179 juta untuk mengebor tiga sumur di sana.
"Ada enam blok yang akan dikembalikan oleh lima perusahaan asing dan sedang diproses. Dua blok diantarannya milik ExxonMobil" kata Kepala Bagian Humas SKK Migas, Elan Biantoro saat berbincang dengan Liputan6.com, ditulis Selasa (18/6/2013).
Dihubungi terpisah, Senior Vice President Exploration and External Relations, ExxonMobil Indonesia Asep Sulaeman, keputusan untuk mengembalikan blok ini didasarkan pada hasil eksplorasi yang telah dilakukan perseroan.
Keputusan tersebut juga sesuai dengan praktik bisnis ExxonMobil yang secara berkala mengkaji aset perusahaan serta kontribusinya terhadap tujuan operasional dan finansial ExxonMobil, serta nilai potensial bagi pihak lain.
"ExxonMobil terus melakukan investasi dalam pengembangan minyak dan gas Indonesia, serta melakukan kegiatan eksplorasi di Indonesia," ungkap dia.
Berdasarkan data SKK Migas, selain ExxonMobil, terdapat empat perusahaan asing lain yang berencana mengembalikan blok migas ke pemerintah.
Salah satunya yaitu perusahaan migas asal Norwegia, Statoil yang berencana mengembalikan Blok Karama. Perusahaan gagal menemukan migas setelah mengebor 3 sumur dan menghabiskan US$ 174 juta atau setara Rp 1,7 triliun.
Perusahaan migas asal Negeri Paman Sam lainnya, ConocoPhillips berniat mengembalikan Blok Kuma ke pemerintah. Meski telah mengebor satu sumur yaitu sumur Kaluku-1, Conoco juga gagal menemukan migas. Kerugian yang harus ditanggung Conoco mencapai US$ 150 juta atau setara Rp 1,48 triliun.
Dua perusahaan lainnya yaitu Talisman yang akan mengembalikan Blok Sageri dan Marathon Oil di Blok Pasang Kayu. Di Sageri, Talisman menghabiskan US$ 84 juta atau Rp 829,5 miliar untuk mengebor satu sumur di sana. Sedangkan Marathon harus menelan kerugian US$ 209 juta atau sekitar Rp 2 triliun. (Ndw)