Sukses

Harga Bensin Eceran Sudah Naik Duluan Jadi Rp 7.000 per Liter

Meski harga BBM belum naik, penjual bensin eceran telah menaikkan harga premium yang dijualnya menjadi Rp 7.000 per liter.

Meski pemerintah belum secara resmi mengumumkan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, penjual bensin eceran justru tak mau kehilangan momen dengan mencuri start menaikkan harga premium dagangannya.

Salah satunya Erna, seorang pedagang bensin eceran di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, mengaku telah menaikkan harga premium yang dijualnya dari Rp 6.000 menjadi Rp 7.000 per liter.

"Katanya BBM mau naik, jadi saya naikin duluan," ungkap Erna saat ditemui Liputan6.com, Jumat (21/6/2013).

Kenaikan harga premium dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 per liter, diakui Erna akan menyulitkan dirinya untuk menjalankan bisnis. Dengan kenaikan itu, Erna memastikan keuntungan yang diperolehnya bakal tergerus.

"Kemarin waktu jual Rp 6.000 per liter, itu untungnya Rp 1.500. Tapi kalau harga naik jadi Rp 6.500, saya jualnya Rp 7.000 untungnya cuma Rp 500," katanya.

Senada dengan Erna,  penjual bensin eceran di wilayah Tegal Parang, Jakarta Selatan, Marzuki memastikan dirinya bakal menaikkan harga premium yang dijualnya.

"Saya juga belum tahu akan saya naikkan berapa, mungkin tunggu pengumuman pastinya," ujar dia.

Marzuki mengatakan, bila harga premium naik hingga mencapai Rp 6.500, kemungkinan dirinya akan menaikkan harga bensin jualannya sebesar Rp 7.000 per liter.

"Paling segitu, saya kalau terlalu mahal juga nanti enggak ada yang beli. Tapi saya lihat juga penjual yang lain nanti jualnya berapa," tutur dia.

Saat ini Marzuki masih menjual bensin eceran seharga Rp 6.000 per liter, dari harga tersebut, tiap liter dia mendapatkan untung sebesar Rp 1.500 per liter. Dia sendiri mengaku dalam sehari bisa menjual bensin rata-rata hingga 40 liter.

Hal senada juga disampaikan Alfian (28) penjual bensin eceran di kawasan Bangka, Jakarta Selatan. Dirinya mengaku hanya pasrah bila pemerintah benar-benar menaikkan harga premium.

Alfian juga mengatakan jika harga premium naik  menjadi Rp 6.500 per liter, kemungkinan dirinya akan menjual bensin sebesar Rp 7.000 per liter. "Untungnya sedikit nggak apa-apa, yang penting lancar jualannya," kata pria yang sudah lebih dari 1 tahun berjualan bensin eceran ini.

Dia hanya berharap harga premium tidak naik terlalu besar, sehingga dirinya bisa menjual bensin eceran dengan harga yang masih terjangkau dan pembeli yang sudah menjadi langganannya tidak beralih ke Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU). (Nur)

    Video Terkini