Kementerian Perdagangan (Kemendag) berniat mengimpor cabai sebanyak 10 ribu ton mulai semester II mendatang. Alokasi tersebut diperlukan untuk memenuhi pasokan dalam negeri hingga akhir tahun di tengah melonjaknya harga cabai menjelang bulan puasa.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Bachrul Chairi memastikan rencana impor komoditas hortikultura tersebut dilakukan untuk menstabilkan harga cabai. Dari data di lapangan, harga cabai rawit merah saat ini telah meroket hingga Rp 12.000 dari harga Rp 38.000 menjadi Rp 50.000 per kilogram.
"Nanti di semester II ada Rekomendasi Impor Produk Impor Hortikultura (RIPH) sebanyak 10 ribu ton cabai yang akan masuk di daerah Jawa," terang dia saat ditemui di kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (27/6/2013).
Bachrul mengatakan, langkah impor itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cabai di enam bulan terakhir 2013 hingga awal tahun depan. Rapat koordinasi pangan yang telah diselenggarakan belum lama ini telah menyepakati keputusan pemerintah untuk menambah pasokan apabila ada kekurangan panen alias produksi
"Tapi yang perlu diperhatikan adalah kepentingan petani cabai dan keseimbangan konsumen. Harga juga harus menarik bagi petani dan tidak membebankan konsumen," jelasnya.
Saat ini, kata dia, panen komoditas cabai memang tidak sesuai harapan karena terjadi anomali atau ketidakpastian cuaca dan gejolak harga di pasar.
"Tapi berdasarkan laporan Asosiasi Petani Cabai, suplai masih cukup, jadi masalah ada anomali saja. Kami berharap ini hanya masalah psikologis saja, sehingga di semester I ini impor cabai belum masuk," tukas Bachrul. (Fik/Shd)
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Bachrul Chairi memastikan rencana impor komoditas hortikultura tersebut dilakukan untuk menstabilkan harga cabai. Dari data di lapangan, harga cabai rawit merah saat ini telah meroket hingga Rp 12.000 dari harga Rp 38.000 menjadi Rp 50.000 per kilogram.
"Nanti di semester II ada Rekomendasi Impor Produk Impor Hortikultura (RIPH) sebanyak 10 ribu ton cabai yang akan masuk di daerah Jawa," terang dia saat ditemui di kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (27/6/2013).
Bachrul mengatakan, langkah impor itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cabai di enam bulan terakhir 2013 hingga awal tahun depan. Rapat koordinasi pangan yang telah diselenggarakan belum lama ini telah menyepakati keputusan pemerintah untuk menambah pasokan apabila ada kekurangan panen alias produksi
"Tapi yang perlu diperhatikan adalah kepentingan petani cabai dan keseimbangan konsumen. Harga juga harus menarik bagi petani dan tidak membebankan konsumen," jelasnya.
Saat ini, kata dia, panen komoditas cabai memang tidak sesuai harapan karena terjadi anomali atau ketidakpastian cuaca dan gejolak harga di pasar.
"Tapi berdasarkan laporan Asosiasi Petani Cabai, suplai masih cukup, jadi masalah ada anomali saja. Kami berharap ini hanya masalah psikologis saja, sehingga di semester I ini impor cabai belum masuk," tukas Bachrul. (Fik/Shd)