Keputusan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) memberlakukan sistem tiket elektronik (e-Ticketing) mendorong para pengguna kereta beramai-ramai mengoleksi kartu langganan lama. Akibatnya, sebanyak 200 ribu kartu langganan KAI lama tak diketahui rimbanya.Â
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku, kebiasaan masyarakat mengoleksi kartu langganan KAI membuat KCJ mengalami kekurangan pasokan kartu. Akibatnya perusahaan harus kembali menambah kartu langganan seiring pemberlakuan e-ticketing.
"Banyak kartu ini jadi kenang-kenangan, sampai hari ini sudah hilang 200 ribu," kata Dahlan, di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (1/6/2013).
Dahlan mengungkapkan, hilangnya 200 ribu kartu tersebut tersebut disebabkan oleh masyarakat yang menjadi penumpang KRL tidak mengembalikan kartu tersebut karena untuk dikoleksi.
Namun diakui mantan Dirut PT PLN (Persero) tersebut, dirinya juga pun pernah melakukan hal serupa ketika naik KRL di luar negeri. Untuk itu Dahlan ingin mencarikan jalan keluar bagi masyarakat yang mendapat kenang-kenangan setelah menaiki KRL.
"Saya dulu keluar negeri juga begitu, tiket ini saya kantongin, bahkan kalau tidak bisa keluar bilang hilang. kita carikan jalan keluar kalau boleh bayar berapa, kalau bisa dibawa pulang, mungkin dengan kartu gambar Pak Jonan (Dirut PT KAI)," pungkasnya sambil bergurau.
Sebagai informasi, saat ini KAI sudah melakukan pemasangan 540 perangkat e-Ticketing dan 339 gate elektronik di 66 stasiun.(Pew/Shd)
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku, kebiasaan masyarakat mengoleksi kartu langganan KAI membuat KCJ mengalami kekurangan pasokan kartu. Akibatnya perusahaan harus kembali menambah kartu langganan seiring pemberlakuan e-ticketing.
"Banyak kartu ini jadi kenang-kenangan, sampai hari ini sudah hilang 200 ribu," kata Dahlan, di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (1/6/2013).
Dahlan mengungkapkan, hilangnya 200 ribu kartu tersebut tersebut disebabkan oleh masyarakat yang menjadi penumpang KRL tidak mengembalikan kartu tersebut karena untuk dikoleksi.
Namun diakui mantan Dirut PT PLN (Persero) tersebut, dirinya juga pun pernah melakukan hal serupa ketika naik KRL di luar negeri. Untuk itu Dahlan ingin mencarikan jalan keluar bagi masyarakat yang mendapat kenang-kenangan setelah menaiki KRL.
"Saya dulu keluar negeri juga begitu, tiket ini saya kantongin, bahkan kalau tidak bisa keluar bilang hilang. kita carikan jalan keluar kalau boleh bayar berapa, kalau bisa dibawa pulang, mungkin dengan kartu gambar Pak Jonan (Dirut PT KAI)," pungkasnya sambil bergurau.
Sebagai informasi, saat ini KAI sudah melakukan pemasangan 540 perangkat e-Ticketing dan 339 gate elektronik di 66 stasiun.(Pew/Shd)