Sukses

RI Diminta Jangan Alergi dengan Produk Perikanan Lokal

Masyarakat Indonesia diminta lebih memilih konsumsi produk perikanan lokal dibandingkan impor.

Industrialisasi budidaya perikanan nasional dinilai sudah memenuhi standar program blue economy di Indonesia. Masyarakat Indonesia pun diminta lebih memilih konsumsi produk perikanan lokal dibandingkan impor.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Soebjakto mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih memilih produk dalam negeri dibandingkan produk-produk impor.

"Jangan alergi pakai produk Indonesia. Harus cinta produk sendiri," ujar dia dalam sambutannya pada acara panen udang Vaname Nusantara I (VN-1) di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya di Karawang, Kamis (4/7/2013).

Penduduk Indonesia diwajibkan mendahulukan produk dalam negeri. Terlebih harga produk-produk asing yang sedikit lebih mahal daripada lokal.

Selain itu, produk budidaya perikanan nasional sudah menggunakan 'closed system' dan sangat memperhatikan lingkungan. "Seluruh produk perikanan nanti bakal disertifikasi guna menjamin kualitas dan efisiensinya," ungkap dia.

Dia mencontohkan tingkat keseragaman ukuran panen udang vaname Nusantara (VN-1) misalnya, sudah hampir mencapai 100%. "Masih ada sekitar 3% - 5% yang belum seragam," katanya.

Dia mengungkapkan kemampuan BLUPPB menghasilkan 6,5 ton udang induk vaname per 3500 meter persegi (m2) sudah setara dengan produk impor. Bahkan benih udang tersebut dikatakan bebas dari penyakit dan virus.

Sebagai produk nasional pertama di Indonesia, dia menyarankan masyarakat menanamkan kecintaannya pada produk dalam negeri, khususnya benih udang VN-1. (Sis/Nur)