Sour Sally, perusahaan produk pangan frozen yogurt terus mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Kali ini perusahaan membuka peluang dengan meluncurkan waralaba Sour Sally Mini.
Franchise atau waralaba ini merupakan bentuk kerjasama dari PT Berjaya Bersama Sally (Sour Sally) dan PT Kuliner Nusantara Sejahtera Indonesia (K-Food).
"Dengan sistem franchise ini akan lebih mendorong untuk mengembangan dan 'duplikasi' produk Soul Sally ini sehingga bisa lebih memasyarakat," ujar Ardantya Syahreza Presiden Direktur PT Kuliner Nusantara Sejahtera Indonesia di Jakarta, Jumat (5/7/2013).
Sour Sally menawarkan kerjasama dalam bentuk franchise. Modal awal yang diperlukan sebesar Rp 50 juta untuk 5 tahun dan produksi booth.
Selain itu pembelian alat sebesar Rp 170 juta dengan break even point (BEP) sekitar 20-22 bulan sejak awal membuka franchise. "Dari kerjasama ini kami targetkan bisa membuka 50 outlet sampai akhir tahun ini," lanjutnya.
Sour Sally Mini ini akan menargetkan pengembangan outlet di wilayah seperti Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Medan, Pekanbaru, Balikpapa, Makassar, Manado.
"Target pada tahun ini perkembangan 15% dengan target omset Rp 75 juta-Rp 90 juta untuk masing-masing outlet," katanya.
Sour Sally sendiri sampai saat ini telah memiliki 40 outlet premium di Indonesia dan 1 outlet di Singapura. Sejak berdiri pada tahun 2008, Sour Sally telah berhasil menjual hampir 8 juta cup dan pada tahun 2012 telah menguasai 70%-80% pangsa pasar frozen yogurt di Indonesia. (Den/Nur)
Franchise atau waralaba ini merupakan bentuk kerjasama dari PT Berjaya Bersama Sally (Sour Sally) dan PT Kuliner Nusantara Sejahtera Indonesia (K-Food).
"Dengan sistem franchise ini akan lebih mendorong untuk mengembangan dan 'duplikasi' produk Soul Sally ini sehingga bisa lebih memasyarakat," ujar Ardantya Syahreza Presiden Direktur PT Kuliner Nusantara Sejahtera Indonesia di Jakarta, Jumat (5/7/2013).
Sour Sally menawarkan kerjasama dalam bentuk franchise. Modal awal yang diperlukan sebesar Rp 50 juta untuk 5 tahun dan produksi booth.
Selain itu pembelian alat sebesar Rp 170 juta dengan break even point (BEP) sekitar 20-22 bulan sejak awal membuka franchise. "Dari kerjasama ini kami targetkan bisa membuka 50 outlet sampai akhir tahun ini," lanjutnya.
Sour Sally Mini ini akan menargetkan pengembangan outlet di wilayah seperti Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Medan, Pekanbaru, Balikpapa, Makassar, Manado.
"Target pada tahun ini perkembangan 15% dengan target omset Rp 75 juta-Rp 90 juta untuk masing-masing outlet," katanya.
Sour Sally sendiri sampai saat ini telah memiliki 40 outlet premium di Indonesia dan 1 outlet di Singapura. Sejak berdiri pada tahun 2008, Sour Sally telah berhasil menjual hampir 8 juta cup dan pada tahun 2012 telah menguasai 70%-80% pangsa pasar frozen yogurt di Indonesia. (Den/Nur)