Pengusaha ritel memprediksi omzet usahanya pada masa Ramadan dan Lebaran tahun ini yang jatuh pada Juli sampai Agustus akan berkontribusi sekitar 30% senilai Rp 45 triliun dari total target omzet ritel tahun ini sebesar Rp 150 triliun.
Wakil Ketua Umum Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan, pelaksanaan momen Ramadan dan Lebaran merupakan hal rutin bagi pengusaha. Penambahan stok jualan kerap dilakukan dibandingkan bulan biasa untuk menghadapi kenaikan permintaan di masyarakat di kedua masa tersebut.
"Ini kerjaan rutin, tidak ada yang istimewa dengan seperti tahun lalu, tiap sambut Puasa dan Lebaran," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (6/7/2013).
Dia menuturkan, momen Ramadan dan Lebaran memang menjadi peluang pengusah ritel untuk meraup omzet lebih besar dibandingkan hari biasa. Pengusaha pun dipastikan menambah stok barang yang dijual di toko mereka.
Besaran kenaikan bervariasi, seperti makanan dan minuman kenaikannya mencapai 2 sampai 3 kali lipat dari stok normal. Sementara untuk produk sandang atau pakaian hingga 50% dari stok normal.
Penambahan stok, lanjut dia, juga berkaitan dengan pelarangan distribusi bahan pokok selama masa mudik untuk menghindari kemacetan di jalur transportasi. Pengusaha akan menggenjot stok barangnya agar tetap bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dia mengakui kondisi omzet pengusaha ritel tahun ini akan sedikit terpengaruh karena berbarengan dengan pelaksanaan masa masuk sekolah. Masyarakat dinilai akan lebih mengutamakan kebutuhan sekolah bila misalkan dibandingkan pembelian yang lain.
"Tapi kenaikan masih dapat kita raih di tahun ini karena memang kebutuhan masyarakat bertambah," tandas dia. (Nur)
Wakil Ketua Umum Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan, pelaksanaan momen Ramadan dan Lebaran merupakan hal rutin bagi pengusaha. Penambahan stok jualan kerap dilakukan dibandingkan bulan biasa untuk menghadapi kenaikan permintaan di masyarakat di kedua masa tersebut.
"Ini kerjaan rutin, tidak ada yang istimewa dengan seperti tahun lalu, tiap sambut Puasa dan Lebaran," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (6/7/2013).
Dia menuturkan, momen Ramadan dan Lebaran memang menjadi peluang pengusah ritel untuk meraup omzet lebih besar dibandingkan hari biasa. Pengusaha pun dipastikan menambah stok barang yang dijual di toko mereka.
Besaran kenaikan bervariasi, seperti makanan dan minuman kenaikannya mencapai 2 sampai 3 kali lipat dari stok normal. Sementara untuk produk sandang atau pakaian hingga 50% dari stok normal.
Penambahan stok, lanjut dia, juga berkaitan dengan pelarangan distribusi bahan pokok selama masa mudik untuk menghindari kemacetan di jalur transportasi. Pengusaha akan menggenjot stok barangnya agar tetap bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dia mengakui kondisi omzet pengusaha ritel tahun ini akan sedikit terpengaruh karena berbarengan dengan pelaksanaan masa masuk sekolah. Masyarakat dinilai akan lebih mengutamakan kebutuhan sekolah bila misalkan dibandingkan pembelian yang lain.
"Tapi kenaikan masih dapat kita raih di tahun ini karena memang kebutuhan masyarakat bertambah," tandas dia. (Nur)