Laporan tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang jauh lebih baik dari prediksi menggoncang harga emas pada perdagangan di akhir pekan ini. Akibatnya, para analis memprediksi harga emas akan merosot lebih jauh hingga ke level Us$ 1.000 per ounce.
Seperti melansir laman Forbes.com, Sabtu (6/7/2013), pemerintah melaporkan penyerapan tenaga kerja meningkat hingga 195 ribu orang pada Juni. Jumlah ini jauh melebihi prediksi yang hanya sekitar 155 ribu sampai 166 ribu orang.
Ekonom Senior CIBC World Markets, Peter Buchanan mengatakan, mengacu revisi laporan tenaga kerja, ekonomi AS ternyata mampu menciptakan lebih dari 100 ribu pekerjaan dari prediksi para ahli ekonomi.
Kontrak pengiriman emas pada Agustus turun US$ 40,70 menjadi US$ 1.211,20 per ounce. Selang satu menit setelah laporan tersebut diterbitkkan, harga kontrak emas berada di level US$ 1.241 per ounce. "Tak ada alasan untuk mempertahankan emas saat ini," ujar analis investasi berjangka Sterling Smith.
Meski laporan tenaga kerja tersebut positif, Smith menganggap laporan tersebut belum cukup mendorong The Fed menghentikan program pembelian obligasinya.
Dia mengatakan, setidaknya The Fed harus menunggu dua laporan serupa dan mungkin baru bisa melakukan langkah lanjutan pada November mendatang.
Sementara Buchanan menyampaikan prediksi yang sedikit berbeda bahwa perlambatan program stimulus tersebut akan dimulai pada Oktober. Hal ini karena pemulihan ekonomi AS lebih baik dari yang diperkirakan.
Untuk saat ini, kedua analis tersebut mengatakan harga-harga di pasaran secepatnya akan terus membaik, yang akan berdampak negatif pada emas. Smith bahkan mengungkapkan, harga emas merosot hingga level US$ 1.000 per ounce.
Tak hanya itu, emas bisa turun lebih jauh dari level tersebut. Baginya, nyaris mustahil mengharapkan harga emas naik.
Pendapat tersebut disetujui ahli strategi logam di Bank of America Merrill Lynch, Michael Widmer. Harga emas bisa turun ke harga US$ 1.000 per ounce jika ekonomi AS terus membaik dan suku bunganya terus meningkat.
"Tak ada yang bisa mendorong harga emas saat ini, pertumbuhan AS terus meningkat dan tak ada tanda-tanda inflasi," lanjutnya.
Pelemahan harga emas bukan hanya karena nilai tukar dolar AS yang kian menguat akibat membaiknya laporan tenaga kerja di negara tersebut.
Harga emas juga merosot menyusul pernyataan kebijakan moneter Dovis yang dirilis Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa pada Kamis lalu. (Sis/Nur)
Seperti melansir laman Forbes.com, Sabtu (6/7/2013), pemerintah melaporkan penyerapan tenaga kerja meningkat hingga 195 ribu orang pada Juni. Jumlah ini jauh melebihi prediksi yang hanya sekitar 155 ribu sampai 166 ribu orang.
Ekonom Senior CIBC World Markets, Peter Buchanan mengatakan, mengacu revisi laporan tenaga kerja, ekonomi AS ternyata mampu menciptakan lebih dari 100 ribu pekerjaan dari prediksi para ahli ekonomi.
Kontrak pengiriman emas pada Agustus turun US$ 40,70 menjadi US$ 1.211,20 per ounce. Selang satu menit setelah laporan tersebut diterbitkkan, harga kontrak emas berada di level US$ 1.241 per ounce. "Tak ada alasan untuk mempertahankan emas saat ini," ujar analis investasi berjangka Sterling Smith.
Meski laporan tenaga kerja tersebut positif, Smith menganggap laporan tersebut belum cukup mendorong The Fed menghentikan program pembelian obligasinya.
Dia mengatakan, setidaknya The Fed harus menunggu dua laporan serupa dan mungkin baru bisa melakukan langkah lanjutan pada November mendatang.
Sementara Buchanan menyampaikan prediksi yang sedikit berbeda bahwa perlambatan program stimulus tersebut akan dimulai pada Oktober. Hal ini karena pemulihan ekonomi AS lebih baik dari yang diperkirakan.
Untuk saat ini, kedua analis tersebut mengatakan harga-harga di pasaran secepatnya akan terus membaik, yang akan berdampak negatif pada emas. Smith bahkan mengungkapkan, harga emas merosot hingga level US$ 1.000 per ounce.
Tak hanya itu, emas bisa turun lebih jauh dari level tersebut. Baginya, nyaris mustahil mengharapkan harga emas naik.
Pendapat tersebut disetujui ahli strategi logam di Bank of America Merrill Lynch, Michael Widmer. Harga emas bisa turun ke harga US$ 1.000 per ounce jika ekonomi AS terus membaik dan suku bunganya terus meningkat.
"Tak ada yang bisa mendorong harga emas saat ini, pertumbuhan AS terus meningkat dan tak ada tanda-tanda inflasi," lanjutnya.
Pelemahan harga emas bukan hanya karena nilai tukar dolar AS yang kian menguat akibat membaiknya laporan tenaga kerja di negara tersebut.
Harga emas juga merosot menyusul pernyataan kebijakan moneter Dovis yang dirilis Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa pada Kamis lalu. (Sis/Nur)