Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengaku puluhan ribu Kartu Perlindungan Sosial (KPS), khususnya untuk data Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) tengah diperbaiki pemerintah.
KPS tersebut merupakan kartu all in one yang dapat dipergunakan 15,5 juta warga kurang mampu untuk mengambil paket kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, berupa penyaluran beras miskin, Bantuan Siswa Miskn (BSM), Program Keluarga Harapan (PKH), dan BLSM.
"Sekarang sudah puluhan ribu kartu BLSM yang sedang diperbaiki. Yang penting kami bukan hanya berhenti pada yang keliru, tapi kemampuan kami untuk memperbaikinya," tegas dia saat ditemui di Yogyakarta, Minggu (7/7/2013).
Hatta mengakui terdapat kesalahan atau kekeliruan tentang data penerima BLSM yang terhitung sekitar 62 juta warga miskin dan hampir miskin.
"Memang ada kesalahan manusia dari sekitar total penerima 15,5 juta karena ada yang meninggal, pindah tempat, ada yang tidak berhak menerima tapi tetap diberikan BLSM maka ini yang diperbaiki," tutur dia.
Namun Hatta menilai bahwa penyaluran BLSM kali ini lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Sebetulnya masih ada yang lebih berhak jadi penerima tapi ternyata tidak mendapatkan. Itu kami perbaiki," ucapnya.
Di sisi lain, Hatta menampik adanya penghentian program BLSM di beberapa daerah, seperti Madiun Jawa Timur karena penolakan dari pejabat daerah lantaran berpotensi menimbulkan kericuhan.
"Bukan dihentikan, barang kali diperbaiki sementara. Hanya diserahkan saja (KPS) ke pemerintah," tutur dia.
Masyarakat, kata Hatta, dapat mengambil jatah BLSM selama empat bulan atau setiap bulan Rp 150 ribu per rumah tangga hingga akhir tahun ini. "Bagi yang belum mengambil atau tertunda, batas waktu pengambilan sampai dengan akhir 2013," pungkasnya.(Fik/Shd)
KPS tersebut merupakan kartu all in one yang dapat dipergunakan 15,5 juta warga kurang mampu untuk mengambil paket kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, berupa penyaluran beras miskin, Bantuan Siswa Miskn (BSM), Program Keluarga Harapan (PKH), dan BLSM.
"Sekarang sudah puluhan ribu kartu BLSM yang sedang diperbaiki. Yang penting kami bukan hanya berhenti pada yang keliru, tapi kemampuan kami untuk memperbaikinya," tegas dia saat ditemui di Yogyakarta, Minggu (7/7/2013).
Hatta mengakui terdapat kesalahan atau kekeliruan tentang data penerima BLSM yang terhitung sekitar 62 juta warga miskin dan hampir miskin.
"Memang ada kesalahan manusia dari sekitar total penerima 15,5 juta karena ada yang meninggal, pindah tempat, ada yang tidak berhak menerima tapi tetap diberikan BLSM maka ini yang diperbaiki," tutur dia.
Namun Hatta menilai bahwa penyaluran BLSM kali ini lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Sebetulnya masih ada yang lebih berhak jadi penerima tapi ternyata tidak mendapatkan. Itu kami perbaiki," ucapnya.
Di sisi lain, Hatta menampik adanya penghentian program BLSM di beberapa daerah, seperti Madiun Jawa Timur karena penolakan dari pejabat daerah lantaran berpotensi menimbulkan kericuhan.
"Bukan dihentikan, barang kali diperbaiki sementara. Hanya diserahkan saja (KPS) ke pemerintah," tutur dia.
Masyarakat, kata Hatta, dapat mengambil jatah BLSM selama empat bulan atau setiap bulan Rp 150 ribu per rumah tangga hingga akhir tahun ini. "Bagi yang belum mengambil atau tertunda, batas waktu pengambilan sampai dengan akhir 2013," pungkasnya.(Fik/Shd)