PT PLN (Persero) mengaku telah mencatatkan sejarah baru dalam proses pengadaan pembangunan pembangkit listrik dengan pembangunan Gas Engine Power Plant Arun di Aceh berkapasitas 184 Mega Watt (MW)
Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji menagatakan, sejarah baru tersebut ditandai dengan penandatanganan kontrak pembangunan Gas Engine Power Plant Arun berkapasitas 184 MW antara PLN dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
"Bahan bakar gas ini, nantinya akan berlokasi di areal PT Arun LNG, Lhokseumawe, Aceh," kata Nur, di Jakarta, Senin (8/7/2013).
Nur menjalaskan dengan penandatanganan tersebut, PLN untuk pertama kalinya melakuan dua proses tender sekaligus dalam satu paket, yaitu tender Engineering Procurement Construction (EPC) dimana kontraktor yang menjadi peserta tender juga diwajibkan membawa calon lender (penyandang dana).
PLN mencatat sebanyak lima peserta mengikuti tender yang digelar perusahaan. PLN akhirnya memilih pemenang yang memberikan penawaran harga terbaik baik untuk konstruksi maupun sisi pendanaanya.
“Bagi PLN, hari ini, dengan telah ditandatanganinya kontrak kerja pembangunan Gas Engine Power Plant Arun berkapasitas 184 Mega Watt di Aceh, maka sejarah baru telah tercipta. Untuk pertama kalinya PLN melakukan pengadaan pembangunan pembangkit baru dengan model tender EPC dan Lender secara sekaligus dalam satu paket,” ungkapnya.
Selain pola pengadaan, sejarah baru yang berhasil dicetak PLN adalah pihak penyandang dana memberikan pinjamannya langsung kepada PLN.
Nur Pamudji berharap proses pembangunan pembangkit baru tanpa menggunakan jaminan pemerintah (Non- Government Guarantee) ini dapat secepatnya dilakukan dan bisa selesai sesuai jadwalnya.
“Saya berharap agar Sinergi BUMN yang terjalin antara PLN dengan PT Wijaya Karya untuk pembangunan Gas Engine Power Plant di Arun ini dapat dikerjakan dan diselesaikan tepat pada waktunya untuk mendukung infrastruktur kelistrikan di Aceh,” tegas Nur (Pew/Shd).
Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji menagatakan, sejarah baru tersebut ditandai dengan penandatanganan kontrak pembangunan Gas Engine Power Plant Arun berkapasitas 184 MW antara PLN dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
"Bahan bakar gas ini, nantinya akan berlokasi di areal PT Arun LNG, Lhokseumawe, Aceh," kata Nur, di Jakarta, Senin (8/7/2013).
Nur menjalaskan dengan penandatanganan tersebut, PLN untuk pertama kalinya melakuan dua proses tender sekaligus dalam satu paket, yaitu tender Engineering Procurement Construction (EPC) dimana kontraktor yang menjadi peserta tender juga diwajibkan membawa calon lender (penyandang dana).
PLN mencatat sebanyak lima peserta mengikuti tender yang digelar perusahaan. PLN akhirnya memilih pemenang yang memberikan penawaran harga terbaik baik untuk konstruksi maupun sisi pendanaanya.
“Bagi PLN, hari ini, dengan telah ditandatanganinya kontrak kerja pembangunan Gas Engine Power Plant Arun berkapasitas 184 Mega Watt di Aceh, maka sejarah baru telah tercipta. Untuk pertama kalinya PLN melakukan pengadaan pembangunan pembangkit baru dengan model tender EPC dan Lender secara sekaligus dalam satu paket,” ungkapnya.
Selain pola pengadaan, sejarah baru yang berhasil dicetak PLN adalah pihak penyandang dana memberikan pinjamannya langsung kepada PLN.
Nur Pamudji berharap proses pembangunan pembangkit baru tanpa menggunakan jaminan pemerintah (Non- Government Guarantee) ini dapat secepatnya dilakukan dan bisa selesai sesuai jadwalnya.
“Saya berharap agar Sinergi BUMN yang terjalin antara PLN dengan PT Wijaya Karya untuk pembangunan Gas Engine Power Plant di Arun ini dapat dikerjakan dan diselesaikan tepat pada waktunya untuk mendukung infrastruktur kelistrikan di Aceh,” tegas Nur (Pew/Shd).