Sukses

Harga Sayuran Ikut-ikutan Naik Jelang Ramadan

Harga jenis kebutuhan pangan satu demi satu terus menunjukkan kenaikan menjelang Ramadaan yang jatuh pada Rabu (9/7/2013) esok.

Harga jenis kebutuhan pangan satu demi satu terus menunjukkan kenaikan menjelang Ramadaan yang jatuh pada Rabu (9/7/2013) esok. Sayuran menjadi komoditas yang paling mengalami lonjakan harga.

Berdasarkan pantauan pasar Liputan6.com di Pasar Palmerah, Jakarta Selatan, harga sayuran seperti kentang, wortel hingga mentimun naik hingga Rp 2.000 per kilogram (kg).

Kasiem menjelaskan kenaikan harga sayuran selain akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang mempengaruhi biaya distribusi juga pilihan masyarakat yang menjadikan sayur sebagai menu saat berbuk puasa dan sahur.

"Kalau musim puasa begini ini emang orang banyak mengkonsumsi sayur, seperti buat acar begitu," ujar salah satu pedagang sayuran Kasiem saat ditemui di pasar Palmerah, Selasa (9/7/2013).

Harga mentimun yang sebelumnya hanya Rp 4.000 per kg, naik menjadi Rp 6.000 per kg. Kentang naik dari Rp 8.000 per kg menjadi Rp 10 ribu per kg. Sementara harga tomat yang sebelumnya dibanderol Rp 6.000 per kg sekarang menjadi Rp 8.000 per kilogram. "Kalau sayur saya tidak ambil dari pasar induk (Kramat Jati) tapi langsung dari Cibitung," lanjutnya.

Sementara itu harga kebutuhan pangan lain seperti bawang dan cabai terlihat masih stabil. Cabai merah keriting masih dijual seharga Rp 40 ribu per kg, cabai rawit merah Rp 70 ribu per kg.

"Yang naik itu bawang merah ini, biasanya Rp 40 ribuan per kilonya sekarang menjadi Rp 60 ribu per kilonya," tutur wanita usia 55 tahun itu.

Di sisi lain untuk harga daging sendiri terlihat masih di harga atas meskipun pemerintah telah menugaskan beberapa perusahaan BUMN untuk mengimpor daging.

Salah satu pedagang daging di pasar palmerah, Giato mengungkapkan pembeli daging terlihat tidak mengalami peningkatan menjelang memasuki bulan ramadhan ini. Hal itu diperkirakan akibat warga menilai harga daging sangat mahal.

"Pembelinya itu tidak meningkat sedikitpun, justru malah berkurang, kemarin daging sekitar Rp 98 ribu per kilonya sekarang menjadi Rp 100 ribu lagi per kilonya,"ungkap dia.

Menanggapi harga daging di beberapa wilayah yang menyentuh harga Rp 120 ribu per kilo, pria berusia 57 tahun itu mengungkapkan penjual yang membanderol harga itu merupakan penjual-penjual daging pinggiran.

"Kalau di Palmerah ini soalnya kita jualnya sudah sistem langganan, jadi pembelinya sudah itu-itu aja, kalaupun ada pembeli lain ya itu hanya satu dua saja,"pungkas Giato. (Yas/Nur)