Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai tingginya harga cabai di sejumlah pasar-pasar tradisional diwilayah Jabodetabek lebih disebabkan faktor cuaca dibandingkan adanya unsur spekulan nakal yang menimbun produk hortikultura tersebut.
"Ini karena anomali cuaca akibat kemarau basah, sehingga panennya mundur, sehingga harganya juga meningkat cukup signifikan, tetapi saya rasa tidak ada unsur-unsur spekulasi yang perlu diwaspadai," ujarnya usai meninjau pasar murah di halaman parkir Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2013).
Untuk memastikan hal tersebut, Gita juga mengaku telah melakukan pengecekan ke beberapa pedagang. Menurutnya para asosiasi dan pedagang kini justru tengah menunggu izin dan rekomendasi teknis untuk melakukan impor cabai guna membantu menstabilkan harga.
"Sudah cek ke pedagang, tidak ada yang melakukan penimbunan, yang ada pedagang itu menunggu izin rekomendasi teknis dari kementerian terkait untuk mendatangkan dari luar dimana pasok dari dalam negeri masih kurang, makanya ini harus disikapi secara kolektif," lanjutnya.
Gita menilai satu-satunya cara menstabilkan harga cabai untuk saat ini hanya bisa dilakukan dengan melakukan impor yang harus segera dilakukan. Kemendag juga akan meminta Kementerian Pertanian untuk terus berkoordinasi sehingga ketika langkah importasi cabai tidak akan mengakibatkan bentrok dengan panen lokal.
"Info dari kementerian pertanian akan panen akhir Juli ini, nah untuk menunggu itu kita harus pastikan ada pasok, karena kalau tidak harga akan melambung terus. Begitu panen nanti kita batasi importasi supaya stabilitas harga terjaga dan petani akan terlindungi," jelasnya.
Gita juga menegaskan bahwa Rekomendasi Impor Produk Holtikultura (RIPH) dan rekomendasi teknis untuk impor cabai telah dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian, sehingga para pengusaha diharapkan bisa melakukan importasi secepat mungkin. "Itu juga sudah ada yang berangkat dan beberapa hari akan sampai tapi tidak semua. Itu masih dari wilayah Asia," tandasnya.
Sementara itu Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Bachrul Chairi, mengungkapkan kuota importasi cabai ditetapkan sebanyak 9.715 ton yang dibagi pada tiga bulan pertama dan kedua.
Pantauan Liputan6.com di PD Pasar Jaya Mampang, Jakarta Selatan pada Rabu (10/7/2013) kemarin, harga cabai sendiri meroket mencapai angka Rp 80 ribu per kg dari yang sebelumnya Rp 60 ribu ker kg.(Dny/Shd)
"Ini karena anomali cuaca akibat kemarau basah, sehingga panennya mundur, sehingga harganya juga meningkat cukup signifikan, tetapi saya rasa tidak ada unsur-unsur spekulasi yang perlu diwaspadai," ujarnya usai meninjau pasar murah di halaman parkir Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2013).
Untuk memastikan hal tersebut, Gita juga mengaku telah melakukan pengecekan ke beberapa pedagang. Menurutnya para asosiasi dan pedagang kini justru tengah menunggu izin dan rekomendasi teknis untuk melakukan impor cabai guna membantu menstabilkan harga.
"Sudah cek ke pedagang, tidak ada yang melakukan penimbunan, yang ada pedagang itu menunggu izin rekomendasi teknis dari kementerian terkait untuk mendatangkan dari luar dimana pasok dari dalam negeri masih kurang, makanya ini harus disikapi secara kolektif," lanjutnya.
Gita menilai satu-satunya cara menstabilkan harga cabai untuk saat ini hanya bisa dilakukan dengan melakukan impor yang harus segera dilakukan. Kemendag juga akan meminta Kementerian Pertanian untuk terus berkoordinasi sehingga ketika langkah importasi cabai tidak akan mengakibatkan bentrok dengan panen lokal.
"Info dari kementerian pertanian akan panen akhir Juli ini, nah untuk menunggu itu kita harus pastikan ada pasok, karena kalau tidak harga akan melambung terus. Begitu panen nanti kita batasi importasi supaya stabilitas harga terjaga dan petani akan terlindungi," jelasnya.
Gita juga menegaskan bahwa Rekomendasi Impor Produk Holtikultura (RIPH) dan rekomendasi teknis untuk impor cabai telah dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian, sehingga para pengusaha diharapkan bisa melakukan importasi secepat mungkin. "Itu juga sudah ada yang berangkat dan beberapa hari akan sampai tapi tidak semua. Itu masih dari wilayah Asia," tandasnya.
Sementara itu Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Bachrul Chairi, mengungkapkan kuota importasi cabai ditetapkan sebanyak 9.715 ton yang dibagi pada tiga bulan pertama dan kedua.
Pantauan Liputan6.com di PD Pasar Jaya Mampang, Jakarta Selatan pada Rabu (10/7/2013) kemarin, harga cabai sendiri meroket mencapai angka Rp 80 ribu per kg dari yang sebelumnya Rp 60 ribu ker kg.(Dny/Shd)