Sukses

Busana Muslim Made In Tanah Abang Laris Manis di Luar Negeri

Produk busana muslim Indonesia, khususnya di Pasar Tanah Abang juga laris manis diserbu masyarakat luar negeri.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu mengakui bila produk busana muslim Indonesia, khususnya di Pasar Tanah Abang juga laris manis diserbu masyarakat luar negeri. Bahkan produk ini mampu menembus pasar Eropa yang dikenal memiliki standar tinggi.

"Busana muslim produksi dalam negeri banyak dibeli warga asing, antara lain, Malaysia, Singapura, sampai masuk ke Afrika Selatan, terutama Nigeria," ujar dia di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis (11/7/2013).

Dia menjelaskan, tujuan sebagian besar warga asing membeli produk busana muslim lokal untuk dijual kembali di negara asalnya dengan harga jual setempat. Sedangkan mereka memperoleh harga kompetitif di pasar Tanah Abang.

"Sebanyak 50% penduduk Nigeria beragama Islam dan ternyata mereka sangat menggemari busana muslim tanah air karena alasan bagus, model yang terus berkembang serta harga sangat terjangkau," terang dia.

Mari bercerita ketika dirinya mengunjungi Nigeria dan bertemu dengan seorang wartawati lokal. Seketika itu, mantan Menteri Perdagangan itu kagum melihat busana yang dikenakan wanita tersebut.

"Saya tanya, busananya cantik. Beli di mana? Lalu wartawati itu menjawab dari Indonesia dan dia beli via online. Itu artinya minat warga asing terhadap produk Indonesia, termasuk busana muslim sangat tinggi," paparnya.

Industri kreatif, kata Mari, telah berkontribusi sekitar 7% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012.

Sementara 30% dari angka tersebut berasal dari industri fashion dengan nilai mencapai Rp 164 triliun dan mampu menyerap 3,9 juta tenaga kerja.

Terhadap ekspor, industri kreatif menyumbang 10% atau sekitar Rp 15 triliun dengan kontribusi 40% dari industri fashion.

"Diharapkan target industri fashion pada tahun ini bisa terdorong naik 7-8% atau melampaui rata-rata pertumbuhan nasional 6%. Nilainya sendiri ditargetkan Rp 170 triliun," tukasnya. (Fik/Nur)