Komite Ekonomi Nasional (KEN) menilai pemberian subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang selama ini dikucurkan pemerintah sudah tidak tepat. Penyaluran subsidi disarankan dialihkan langsung ke masyarakat.
"Subsidi bukan pada energi tapi pada orang, petani, asuransi kesehatan dan gagal panen," kata Sekertaris KEN, Aviliani, usai menghadari Dialog Energi 2013, di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (11/7/2013).
Menurut Aviliani, penyaluran subsidi yang tepat sasaran justru akan menumbuhkan sektor energi lain seperti energi baru terbarukan yang saat ini kalah bersaing dengan BBM bersubsidi. "Kalau itu dilakukan eneregi alternatif bisa berkembang," katanya.
Selain energi baru terbarukan, pemerintah sebetulnya juga bisa mengalihkan pennyaluran subsidi untuk membangun sarana transpotasi masal dan perumahan. Dengan beralihnya masyarakat menggunakan transpotasi umum, KEN optimistis konsumsi BBM bisa dikurangi.
"Selama rumah jauh dari pabrik, peningkatan kendaraan naik, karena dari pada naik angkot, lebih murah naik motor," jelasnya.
Dirinya menambahkan, kenaikan harga BBM bersubsidi yang beberapa waktu lalu diputuskan pemerintah tidak mempengaruhi konsumsi masyarakat. Faktanya, masyarakat kini tetap membeli kendaraan baru yang akhirnya berakibat pada meningkatnya konsumsi BBM.
"Jadi nggak ada hubungannya kenaikan BBM dengan peningkatan jumlah mobil, nggak ada artinya," tuturnya.(Pew/Shd)
"Subsidi bukan pada energi tapi pada orang, petani, asuransi kesehatan dan gagal panen," kata Sekertaris KEN, Aviliani, usai menghadari Dialog Energi 2013, di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (11/7/2013).
Menurut Aviliani, penyaluran subsidi yang tepat sasaran justru akan menumbuhkan sektor energi lain seperti energi baru terbarukan yang saat ini kalah bersaing dengan BBM bersubsidi. "Kalau itu dilakukan eneregi alternatif bisa berkembang," katanya.
Selain energi baru terbarukan, pemerintah sebetulnya juga bisa mengalihkan pennyaluran subsidi untuk membangun sarana transpotasi masal dan perumahan. Dengan beralihnya masyarakat menggunakan transpotasi umum, KEN optimistis konsumsi BBM bisa dikurangi.
"Selama rumah jauh dari pabrik, peningkatan kendaraan naik, karena dari pada naik angkot, lebih murah naik motor," jelasnya.
Dirinya menambahkan, kenaikan harga BBM bersubsidi yang beberapa waktu lalu diputuskan pemerintah tidak mempengaruhi konsumsi masyarakat. Faktanya, masyarakat kini tetap membeli kendaraan baru yang akhirnya berakibat pada meningkatnya konsumsi BBM.
"Jadi nggak ada hubungannya kenaikan BBM dengan peningkatan jumlah mobil, nggak ada artinya," tuturnya.(Pew/Shd)