Pemberian subsidi bahan bakar minyak (BBM) dalam besaran yang tetap diyakini dapat membuat masyarakat kaget. Pasalnya kebijakan itu bakal membuat harga BBM subsidi seperti premium dan solar naik turun bak roller coaster setiap dua minggu sekali.
Dengan subsidi BBM dipatok, maka harga premium dan solar akan selalu mengikuti pergerakan minyak dunia dan dolar Amerika Serikat (AS) karena sebagian BBM Indonesia dipenuhi melalui impor dari sejumlah negara.
"Paling masyarakat dua minggu sekali kaget dan habis itu beli lagi," ungkap Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Sementara bagi para pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), kebijakan tersebut tidak memberikan dampak apapun. Dalam pelaksanaannnya, pengusaha SPBU juga tidak perlu mengeluarkan investasi tambahan.
"Tidak ada masalah, dalam artian ngeset harga mah gampang dan tidak perlu investasi," kata Eri.
Menurut dia, pengusaha SPBU tidak perlu melakukan kesiapan khusus, pasalnya subsidi tetap pernah diterapkan sebelumnya, sehingga banyak pengusaha yang sudah berpengalaman dengan kondisi tersebut
"Saya rasa ini kan kembali ke zaman dulu yang tiga bulanan itu. itu sekitar 2003 yang harga naik turun tapi subsidinya tetap," pungkasnya. (Pew/Ndw)
Dengan subsidi BBM dipatok, maka harga premium dan solar akan selalu mengikuti pergerakan minyak dunia dan dolar Amerika Serikat (AS) karena sebagian BBM Indonesia dipenuhi melalui impor dari sejumlah negara.
"Paling masyarakat dua minggu sekali kaget dan habis itu beli lagi," ungkap Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Sementara bagi para pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), kebijakan tersebut tidak memberikan dampak apapun. Dalam pelaksanaannnya, pengusaha SPBU juga tidak perlu mengeluarkan investasi tambahan.
"Tidak ada masalah, dalam artian ngeset harga mah gampang dan tidak perlu investasi," kata Eri.
Menurut dia, pengusaha SPBU tidak perlu melakukan kesiapan khusus, pasalnya subsidi tetap pernah diterapkan sebelumnya, sehingga banyak pengusaha yang sudah berpengalaman dengan kondisi tersebut
"Saya rasa ini kan kembali ke zaman dulu yang tiga bulanan itu. itu sekitar 2003 yang harga naik turun tapi subsidinya tetap," pungkasnya. (Pew/Ndw)