Artha Graha Network telah ditunjuk sebagai pemenang tender untuk menjadi pemrakarsa studi kelayakan proyek jembatasan Selat Sunda.Â
Rencananya pembangunan akan secara resmi diumumkan pada akhir bulan ini oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat usai melakukan rapat dengan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan para asosiasi kebutuhan bahan pokok di Gedung Kementerian Perindustrian.
"Akhir bulan ini Menko akan memberikan pengumuman soal ini, itu akan diumumkan secara resmi," katanya di Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Menurut Hidayat, bukan hanya sekedar pembangunan jembatan di Selat Sunda tetapi pembangunan suatu proyek kawasan yang merupakan proyek terintergrasi.
"Kalau hanya proyek jembatan, sudah dihitung tidak akan break event point karena biaya yang terlalu besar, sehingga harus jadi proyek jangka panjang. Ini juga harus dicari revenue lain yang akan membantu perkembangan ekonominya nanti," lanjut Hidayat.
Pada proyek ini, Arta Graha Network bekerjasama dengan BUMN dan Pemda setempat sebagai penyelenggar proyek dan investor yang mendapat penunjukan dari pemerintah untuk melakukan studi kelayakan.
Menurut Hidayat, proyek ini bisa memakan investasi senilai Rp 200 triliun yang diharapkan datang dari pihak swasta dan kontraktor yang terlibat juga ikutsertakan dalam pembiayaan ini.
"Yang tertarik sudah ada dari China, Jepang, Korea. Pokok akan dilakukan secara terbuka tendernya. Ini diberikan kepada swasta dengan konsep kawasan biar tidak biar tidak memberatkan," tandasnya. (Dny/Nur)
Rencananya pembangunan akan secara resmi diumumkan pada akhir bulan ini oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat usai melakukan rapat dengan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan para asosiasi kebutuhan bahan pokok di Gedung Kementerian Perindustrian.
"Akhir bulan ini Menko akan memberikan pengumuman soal ini, itu akan diumumkan secara resmi," katanya di Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Menurut Hidayat, bukan hanya sekedar pembangunan jembatan di Selat Sunda tetapi pembangunan suatu proyek kawasan yang merupakan proyek terintergrasi.
"Kalau hanya proyek jembatan, sudah dihitung tidak akan break event point karena biaya yang terlalu besar, sehingga harus jadi proyek jangka panjang. Ini juga harus dicari revenue lain yang akan membantu perkembangan ekonominya nanti," lanjut Hidayat.
Pada proyek ini, Arta Graha Network bekerjasama dengan BUMN dan Pemda setempat sebagai penyelenggar proyek dan investor yang mendapat penunjukan dari pemerintah untuk melakukan studi kelayakan.
Menurut Hidayat, proyek ini bisa memakan investasi senilai Rp 200 triliun yang diharapkan datang dari pihak swasta dan kontraktor yang terlibat juga ikutsertakan dalam pembiayaan ini.
"Yang tertarik sudah ada dari China, Jepang, Korea. Pokok akan dilakukan secara terbuka tendernya. Ini diberikan kepada swasta dengan konsep kawasan biar tidak biar tidak memberatkan," tandasnya. (Dny/Nur)