Menteri Perdagangan Gita Wirajawan mengakui kebijakan impor sejumlah barang kebutuhan pokok terpaksa dilakukan demi menekan harga di pasaran.
Melalui akun twitter pribadinya, Gita menjelaskan tingginya harga komoditas seperti cabai rawit merah, bawang merah dan daging sapi disebabkan kurangnya pasokan ketiga komoditas tersebut.
Cabai rawit merah dan bawang merah misalnya, karena kemarau basah menjadi gagal panen. Sementara untuk daging sapi, kekurangan pasokan terjadi karena kenaikan kebutuhan daging sapi tidak diikuti dengan meningkatnya produksi di dalam negeri. Mau tidak mau impor harus dilakukan.
Seperti dikutip dari akun twitternya @GWirjawan, Sabtu (13/7/2013), mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal itu melontarkan enam tweets soal kenaikan harga kebutuhan pokok yaitu:
1. Harga cabe rawit yang diimpor di tahap awal sekitar rp25.000 per kg. Bawang merah yang diimpor sekitar rp10.000 per kg.
2. Nggak ada yang berniat impor. Tapi kalo panen gagal/tertunda, & produksi dlm negeri kurang, mau nggak mau harus impor demi stabilitas harga.
3. Karena kemarau basah, cabe rawit merah dan bawang merah gagal panen. Harga meningkat. Agar harga stabil, kita harus impor.
4. Kebutuhan daging sapi terus naik, sedangkan produksi dalam negeri tetap blm naik. Akibatnya harga naik. Utk stabilisasi hrg, kita hrs impor.
5. Impor nyebelin. Tapi kenaikan harga lebih nyebelin. Satu2 cara adalah dengan meningkatkan pasokan.
6. Untuk naikin pasok lokal, kita harus berikan semangat ke kementerian/lembaga yang ngurusin produksi, dan juga pengusaha dalam negeri.
(Ndw)
Melalui akun twitter pribadinya, Gita menjelaskan tingginya harga komoditas seperti cabai rawit merah, bawang merah dan daging sapi disebabkan kurangnya pasokan ketiga komoditas tersebut.
Cabai rawit merah dan bawang merah misalnya, karena kemarau basah menjadi gagal panen. Sementara untuk daging sapi, kekurangan pasokan terjadi karena kenaikan kebutuhan daging sapi tidak diikuti dengan meningkatnya produksi di dalam negeri. Mau tidak mau impor harus dilakukan.
Seperti dikutip dari akun twitternya @GWirjawan, Sabtu (13/7/2013), mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal itu melontarkan enam tweets soal kenaikan harga kebutuhan pokok yaitu:
1. Harga cabe rawit yang diimpor di tahap awal sekitar rp25.000 per kg. Bawang merah yang diimpor sekitar rp10.000 per kg.
2. Nggak ada yang berniat impor. Tapi kalo panen gagal/tertunda, & produksi dlm negeri kurang, mau nggak mau harus impor demi stabilitas harga.
3. Karena kemarau basah, cabe rawit merah dan bawang merah gagal panen. Harga meningkat. Agar harga stabil, kita harus impor.
4. Kebutuhan daging sapi terus naik, sedangkan produksi dalam negeri tetap blm naik. Akibatnya harga naik. Utk stabilisasi hrg, kita hrs impor.
5. Impor nyebelin. Tapi kenaikan harga lebih nyebelin. Satu2 cara adalah dengan meningkatkan pasokan.
6. Untuk naikin pasok lokal, kita harus berikan semangat ke kementerian/lembaga yang ngurusin produksi, dan juga pengusaha dalam negeri.
(Ndw)