Sukses

Penjualan Parcel Lebaran Kian Lesu

Para pedagang parcel mengeluhkan penurunan omzet yang cukup drastis bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Parcel biasanya banyak diminati orang saat menjelang hari raya keagamaan seperti Idul Fitri dan Natal atau hari-hari istimewa lain. Parcel digunakan sebagai hadiah kepada saudara, kenalan atau teman dekat.  Namun pada tahun ini, para pedagang parcel mengeluhkan penurunan omzet yang cukup drastis bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Hal tersebut diungkapkan Rahma, salah satu penjual parcel di Jalan H Samali, Jakarta Selatan. Menurut wanita berusia 36 tahun tersebut, omzetnya hingga pertengahan tahun ini jauh menurun dibanding tahun lalu.

"Kalau dibanding tahun lalu jauh menurun. Misalnya kalau sebelum-sebelumnya bisa sampai 100%, tahun lalu turun jadi 70%, tapi sekarang cuma 30%-nya," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (15/7/2013).

Diakui Rahma, penurunan ini disebabkan karena budaya berkirim parcel saat momen-momen tertentu semakin lama semakin memudar. Hal ini ditambah lagi dengan adanya larangan gratifikasi yang dinilainya sangat mempengaruhi penjualan dan merugikan penjual parcel seperti dirinya.

"Kalau kenaikan bahan baku sih saya rasa tidak, kalau naik pun tidak akan terlalu berpengaruh," lanjutnya.

Hal senada dikatakan Lia, yang juga penjual parcel wilayah itu. Jelang hari raya keagamaan pada tahun lalu, wanita berusia 32 tahun itu bisa menerima sekitar 30-50 pesanan parcel. Pelanggannya biasanya memesan parcel seminggu sebelum hari H, atau ada juga yang langsung membeli parcel yang di display di toko miliknya.

"Langganan tetap sih sudah ada, waktu awal tahun 2000 itu kalau mau lebaran atau Natal saya bisa terima lebih dari 150 pesanan parcel, tetapi semakin kesini semakin kurang peminatnya," keluhnya.

Lia hanya bisa berharap pada jelang lebaran dan pada Natal tahun ini, akan ada peningkatan pemesanan parcel, sehingga dirinya bisa meraup untung lebih dibanding tahun-tahun lalu. (Dny/Ndw)
Video Terkini