Menteri Koodinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa menganggap kemarahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai hal wajar akibat proses perizinan impor daging yang panjang dan berbelit-belit.
"Saya kira wajarlah kalau Presiden marah. Wong saya saja sebelumnya marah. Jangan saling menyalahkan karena memang izin yang lambat," tuturnya sebelum pertemuan dengan pemerintah Jepang di kantornya, Jakarta, Senin (14/7/2013).
Lebih jauh Hatta menjelaskan, rapat koordinasi (rakor) pangan pada 13 Mei 2013 sepakat memutuskan Perum Bulog untuk menjadi importir daging demi menstabilkan harga. Ternyata izin dari Menteri Perdagangan baru terbit 26 Juni lalu. Sedangkan dari Menteri Pertanian tanggal 25 Juni 2013.
"Seharusnya perizinan itu bisa selesai satu minggu. Tapi nyatanya tidak. Makanya Bapak Presiden sampai marah, memang izin ini diminta di New York," ucapnya.
Hatta menyebut, daging impor tersebut mulai datang melalui Bandara Soekarno Hatta pada Rabu (17/7/2013) sekitar 800 ton dari total impor sampai dengan akhir tahun ini sebanyak 3.000 ton.
"Sedangkan sisanya 2.200 ton akan masuk melalui pelabuhan Tanjung Priok. Tapi selain daging impor, kami juga mempercepat menyembelih daging dari penggemukan sapi (feed loater) di dalam negeri sebanyak 109 ribu ekor," imbuh dia.
Meski tiga hari lagi akan datang, Hatta menilai, proses tersebut masih lamban atau lelet. Seharusnya, pemerintah menargetkan perizinan impor daging oleh Bulog rampung dan harga stabil sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) naik pada 22 Juni lalu.
"Pembahasan sudah berkali-kali sejak April-Mei dan sudah diputuskan, tapi realisasinya lambat. Jadi masalah birokrasi memang sangat berbelit-belit sehingga perlu pemangkasan birokrasi," pungkasnya. (Fik/Igw)
"Saya kira wajarlah kalau Presiden marah. Wong saya saja sebelumnya marah. Jangan saling menyalahkan karena memang izin yang lambat," tuturnya sebelum pertemuan dengan pemerintah Jepang di kantornya, Jakarta, Senin (14/7/2013).
Lebih jauh Hatta menjelaskan, rapat koordinasi (rakor) pangan pada 13 Mei 2013 sepakat memutuskan Perum Bulog untuk menjadi importir daging demi menstabilkan harga. Ternyata izin dari Menteri Perdagangan baru terbit 26 Juni lalu. Sedangkan dari Menteri Pertanian tanggal 25 Juni 2013.
"Seharusnya perizinan itu bisa selesai satu minggu. Tapi nyatanya tidak. Makanya Bapak Presiden sampai marah, memang izin ini diminta di New York," ucapnya.
Hatta menyebut, daging impor tersebut mulai datang melalui Bandara Soekarno Hatta pada Rabu (17/7/2013) sekitar 800 ton dari total impor sampai dengan akhir tahun ini sebanyak 3.000 ton.
"Sedangkan sisanya 2.200 ton akan masuk melalui pelabuhan Tanjung Priok. Tapi selain daging impor, kami juga mempercepat menyembelih daging dari penggemukan sapi (feed loater) di dalam negeri sebanyak 109 ribu ekor," imbuh dia.
Meski tiga hari lagi akan datang, Hatta menilai, proses tersebut masih lamban atau lelet. Seharusnya, pemerintah menargetkan perizinan impor daging oleh Bulog rampung dan harga stabil sebelum kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) naik pada 22 Juni lalu.
"Pembahasan sudah berkali-kali sejak April-Mei dan sudah diputuskan, tapi realisasinya lambat. Jadi masalah birokrasi memang sangat berbelit-belit sehingga perlu pemangkasan birokrasi," pungkasnya. (Fik/Igw)