Sukses

Punya Banyak Cadangan Emas, RI Harus Kembangkan Smelter

Pengusaha mendukung upaya pemerintah yang mendesak pelaku usaha pertambangan untuk mengembangkan industri pengolahan Minerba.

Kalangan pengusaha mendukung pembangunan pengelolahan dan pemurnian mineral (semelter) seperti  yang diinstruksikan pemerintah. Dengan cadangan miineral yang cukup melimpah, Indonesia memang sudah saatnya mengembangkan industri pengolahan dan tak hanya mengandalkan ekspor bahan baku.

"Selama ini impor bahan baku untuk kebutuhan industri hilir mencapai 80 persen dari industri hilir yang ada di dalam negeri," ungkap Direktur Utama PT. Indosmelt Natsir Mansyur, di Jakarta, Selasa (12/7/2013).

Natsir menjelaskan, Indonesia saat ini mempunyai cadangan minerba sangat besar. Dengan cadangan yang dimiliki, Indonesia diharapkan sudah bisa menjadi negara penghaisl olahan tambang mulai empat sampai 30 tahun kedepan. Produk olahan yang bisa dihasilkan diantaranya tembaga untuk produk akhir katoda, emas untuk cadangan devisa nasional dan ekspor.

Sebagai perbandingan saja, cadangan devisa emas di Bank Indonesia (BI) saat ini hanya 90 ton. Bandingkan dengan Amerika Serikat yang telah mempunyai 4.000 ton, dan China 3.500 ton.

Selain emas, produk aluminim dan nikel serta besi Indonesia berpeluang untuk mensuplai kebutuhan dunia. "Jadi apanya yang sulit bagi Indonesia untuk menbangun smelter," ujar Natsir.

Natsir berharap, Indonesia bisa memulai 2014 sebagai titik kebangkitan di bidang industri pengolahan hasil Minerba melalui pembangunan smelter. Hal ini diperlukan agar ekspor produk Minerab dari tanah air selama 30 tahun ke depan dapat teratasi.

"Hal ini bisa sukses jika pemerintah, swasta dan BUMN saling bersinergi dan memahami betapa pentingnya industri smelter ini dibangun oleh indonesia, khususnya oleh para pelaku ekonomi nasional," kata dia.

Ditambahkannya, pembangunan industri smelter sifatnya bervariatif tergantung pada jenis mineral logam yang akan diproduksi. Pembangun smelter juga bukan perkara yang sulit dibangun oleh pengusaha nasional asalkan pemerintah bisa jelas, tegas, dan konsisten terhadap penerapan aturan yang mendukung pembangunan industri smelter.(Pew/Shd)