Sukses

Meski Rupiah Capai Rp 10 Ribu, Harga Ponsel Belum Akan Naik

Pengusaha importir ponsel mengaku masih belum akan menaikkan harga jual kendati nilai tukar rupiah sudah mencapai level Rp 10 ribu per dolar

Bagi yang berminat membeli telepon seluler (ponsel) teranyar, mungkin ini saatnya. Pengusaha importir telepon seluler (ponsel) mengaku masih belum akan menaikkan harga jual ponsel kendati nilai tukar rupiah sudah mencapai level Rp 10 ribu per dolar Amerika Serikat (AS).

Nilai tukar rupiah dolar memang menjadi faktor penentu harga elektronik impor yang masih diimpor dengan mata uang dolar AS. "Kenaikan harga tidak drastis naik pada dasarnya kalau sedikit tidak pengaruhi harga," ujar Ketua Asosiasi Pengusaha dan Importir Telepon Genggam (Aspiteg) Ali Cendrawa saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Kamis (18/7/2013).

Dia mengaku jika pelemahan rupiah berjangka pendek, penyesuaian harga yang terjadi masih akan ditanggung pengusaha, dengan memberikan subsidi dari pemasok.

Harga jual, tutur dia, baru akan mengalami penyesuaian jika pelemahan rupiah berlangsung selama 2 sampai 3 bulan. "Kami masih bisa menerima batas nilai tukar rupiah sebesar Rp 10.500 per dolar," lanjut dia.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah masih belum beranjak dari level 10 ribu per dolar AS, meski kemarin sempat ditutup menguat di level 10.045 per dolar AS. Hari ini, rupiah diperkirakan bergerak di kisaran 10.050-10.100 per dolar AS.

Analis dari Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih dalam ulasannya mengatakan, pasar Asia kemungkinan naik pada hari ini seiring pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, Ben Bernanke.

Dalam pernyataan di depan anggota senat, Bernanke mengatakan kemungkinan adanya penundaan penurunan besaran program stimulus AS atau quantitative easing (QE) III.  "Kenaikan tersebut juga terlihat dari indeks futurenya," ujar Lana. (Nur)