Ustad Yusuf Mansyur mengaku sakit hati bisnis patungan usaha yang sempat dijalaninya disamakan dengan investasi bodong. Dia pun mencoba mengklarifikasi berita yang beredar di masyarakat.
"Jangan menyamakan patungan usaha dengan investasi bodong. Itu menyakitkan saya," ucap Yusuf Mansur saat ditemui di Jakarta, Kamis (18/7/2013) malam.
Yusuf beralasan, bisnis patungan dibentuk untuk mendorong masyarakat lebih bersatu membuat sebuah bisnis yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Contohnya saja sewaktu kita kecil patungan uang buat sewa bus, tujuannya mau jalan-jalan. Nah kalau semua orang mengeluarkan uang yang sama, bisa saja kita membeli perusahaan bus tersebut. Itu yang saya ajarkan," tukasnya.
Yusuf menegaskan, pendirian usaha patungan tidak menganut unsur kepentingan pribadi alias bukan milik pribadi sehingga tak ada pembentukan lembaga maupun nama ustadz kondang tersebut di dalam struktur bisnis itu.
"Ini kan milik jamaah karena awalnya ada yang menjawab tweet saya untuk membuat patungan usaha. Karena saling percaya, saya langsung buka rekening dan langsung masuk uang dari 700 orang," cetus dia.
Berbekal modal tersebut, Yusuf akhirnya mengambilalih hotel dengan 2 tower di kawasan Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng untuk melayani para jamaah haji dan umrah. Rencananya, bisnis patungan tersebut akan diperluas ke sektor lain, seperti perkebunan kelapa sawit dan lainnya.
"Jangan saya disanding-sandingkan dengan investasi bodong. Kalau mau belajar patungan usaha, nanti saya ajarkan," imbuhnya.
Namun Yusuf berniat membenahi legalitas bisnisnya sehingga akhirnya menghentikan sementara usaha patungan tersebut. Keputusan ini juga atas saran dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan.
"Usaha ini dihentikan sementara, karena Anda tidak mau kan lihat ustadz salah terus. Nanti kalau sudah ketemu sistemnya saya akan buka lagi," pungkas dia. (Fik/Nur)
"Jangan menyamakan patungan usaha dengan investasi bodong. Itu menyakitkan saya," ucap Yusuf Mansur saat ditemui di Jakarta, Kamis (18/7/2013) malam.
Yusuf beralasan, bisnis patungan dibentuk untuk mendorong masyarakat lebih bersatu membuat sebuah bisnis yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Contohnya saja sewaktu kita kecil patungan uang buat sewa bus, tujuannya mau jalan-jalan. Nah kalau semua orang mengeluarkan uang yang sama, bisa saja kita membeli perusahaan bus tersebut. Itu yang saya ajarkan," tukasnya.
Yusuf menegaskan, pendirian usaha patungan tidak menganut unsur kepentingan pribadi alias bukan milik pribadi sehingga tak ada pembentukan lembaga maupun nama ustadz kondang tersebut di dalam struktur bisnis itu.
"Ini kan milik jamaah karena awalnya ada yang menjawab tweet saya untuk membuat patungan usaha. Karena saling percaya, saya langsung buka rekening dan langsung masuk uang dari 700 orang," cetus dia.
Berbekal modal tersebut, Yusuf akhirnya mengambilalih hotel dengan 2 tower di kawasan Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng untuk melayani para jamaah haji dan umrah. Rencananya, bisnis patungan tersebut akan diperluas ke sektor lain, seperti perkebunan kelapa sawit dan lainnya.
"Jangan saya disanding-sandingkan dengan investasi bodong. Kalau mau belajar patungan usaha, nanti saya ajarkan," imbuhnya.
Namun Yusuf berniat membenahi legalitas bisnisnya sehingga akhirnya menghentikan sementara usaha patungan tersebut. Keputusan ini juga atas saran dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan.
"Usaha ini dihentikan sementara, karena Anda tidak mau kan lihat ustadz salah terus. Nanti kalau sudah ketemu sistemnya saya akan buka lagi," pungkas dia. (Fik/Nur)