Sukses

Gita Wirjawan Bakal Cari Tahu Alasan Pedagang Tolak Daging Impor

Mendag Gita Wirjawan bakal mencari tahu alasan para pedagang daging di Pasar Senen yang menolak daging sapi impor yang didistribusikan Bulog

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan bakal mencari tahu alasan para pedagang daging di Pasar Senen yang menolak daging sapi impor asal Australia dan Selandia Baru yang didistribusikan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) pada Kamis (18/7/2013) kemarin.

"Saya akan cari tahu kenapa Pasar Senen tidak mau menerima daging impor dari Bulog," ujar Gita usai mengunjungi Pasar Murah di Tangerang, Banten, Jumat (19/7/2013).

Menurut Gita, bila para penjual daging di pasar tersebut memang tidak mau menerima pasokan daging dari Bulog, maka akan dicari pasar lain yang mau bekerja sama soal operasi pasar ini.

"Tapi tentunya kalau Pasar Senen tidak mau kerja sama dengan Bulog, kita akan cari pasar-pasar lain. Tapi akan dipelajari dan cari tahu dulu kenapa tidak mau menerima," lanjutnya.

Namun, Gita mengatakan apa yang dilakukan oleh Bulog ini harus dihargai dan terus didukung karena bertujuan untuk membantu menurunkan harga daging sapi yang masih berkisar pada angka Rp 100 ribu per kilogram (kg).

"Tapi semangatnya Bulog ini mau bantu kita semua dengan harga yang lebih murah pasar di Indonesia," tandasnya.

Sementara itu, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa sebelumnya meminta pedagang daging sapi tidak meniru pola rente alias hanya memikirkan keuntungan besar. Dia juga mengimbau pedagang sapi tidak menolak operasi pasar daging sapi impor oleh Bulog.

"Pikirkan juga kesulitan masyarakat, jangan hanya mau untung banyak," kata Hatta.

Hatta menyayangkan sikap pedagang yang menolak daging Bulog. Penolakan para pedagang ini akan membuat harga daging tetap mahal. "Saat ini, masyarakat membutuhkan harga daging yang lebih murah, masyarakat juga pasti mau membeli kalau harganya relatif terjangkau," katanya.

Harga Turun

Kepala Perum Bulog Soetarto Ali Moesa mengatakan, pihaknya telah mendistribusikan daging sapi impor Australia dan Selandia Baru ke pasar, sehingga diharapkan harga daging sapi turun menjadi rata-rata Rp 75.000 per kg, khususnya untuk wilayah Jabodetabek. Harga daging sapi saat ini berkisar Rp 95.000 - Rp 100.000  per kilogram.

Dalam melakukan distribusi daging, lanjut dia, pihaknya bekerja sama dengan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia dan Asosiasi Distributor Daging Indonesia, dengan menyalurkan antara lain ke Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Jatinegara, dan Pasar Minggu. Jakarta.

Sementara untuk Pasar Senen, Jakarta, menurut  Soetarto, distribusi daging impor dari Bulog justru mendapatkan penolakan dari sejumlah pedagang. Alasanya, mereka masih memiliki stok.

Pihak Bulog, kata Soetarto, juga menjalin kerja sama dengan PD Pasar Jaya, dan Pemda dalam  melakukan operasi pasar, terutama di 48 titik di wilayah DKI Jakarya.

Ia menuturkan, Bulog memiliki 3.000 ton daging beku impor yang akan digunakan untuk stok setahun, dalam upaya menstabilkan harga daging pada bulan puasa dan menjelang hari raya lebaran, natal dan tahun baru.

“Masuknya daging impor ke Indonesia akan secara bertahap, baik melalui udara maupun laut,” jelas Soetarto.

Selain impor, daging sapi juga dipasok melalui tambahan 109 ribu ekor dari feedloter (penggemukan sapi potong), sehingga diharapkan harga bisa cepat stabil. (Dny/Ndw)