Kalangan pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) meminta masyarakat tidak larut dalam kepanikan atas pelemahan mata uang rupiah yang mencapai di atas Rp 10 ribu per dolar Amerika Serikat (AS).
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menilai pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar tidak akan terjadi lama, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan kondisi demikian.
Keyakinan Sofyan karena pengalaman Indonesia yang pernah mengalami kondisi yang sama di 2008. Kala itu bahkan nilai rupiah lebih rendah dari saat ini sebesar Rp 12 ribu per dolar AS.
"Kita sepakat ini masalah sementara yang terjadi. Tentu kenyataan 2008 pada saat krisis dolar Rp 12 ribu, jadi tidak ada yang dikhawatirkan, sehingga orang tidak perlu berspekulasi," kata dia di Kantor Kordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat (19/7/2013).
Sofjan mengungkapkan agar kondisi ini cepat berlalu pemerintah berencana mengeluarkan kebijakan yang mengharuskan arus barang dalam Pelabuhan Tanjung Priok memakai kurs mata uang rupiah.
Langkah ini dilakukan karena pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ternyata berimbas besar pada stabilitas perekonomian Indonesia. "Transaksi di Tanjung Priok pakai rupiah, kita sepakati masalah Tanjung Priok," ungkapnya.
Selain itu kalangan pengusaha tersebut juga sepakat mencapai target pertumbuhan perekonomian pada tahun ini sebesar 6,2% yaitu dengan menarik investasi dari luar negeri.
Kita sepakat mencapai target 6,2 % kita capai kita lihat kebutuhan ekonomi kita, bagaimana menarik investasi kembali, yang ada tentu kita sendiri yang invesatsi sehingga menujukan tidak ada maslah," pungkasnya. (Pew/Nur)
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menilai pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar tidak akan terjadi lama, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan kondisi demikian.
Keyakinan Sofyan karena pengalaman Indonesia yang pernah mengalami kondisi yang sama di 2008. Kala itu bahkan nilai rupiah lebih rendah dari saat ini sebesar Rp 12 ribu per dolar AS.
"Kita sepakat ini masalah sementara yang terjadi. Tentu kenyataan 2008 pada saat krisis dolar Rp 12 ribu, jadi tidak ada yang dikhawatirkan, sehingga orang tidak perlu berspekulasi," kata dia di Kantor Kordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat (19/7/2013).
Sofjan mengungkapkan agar kondisi ini cepat berlalu pemerintah berencana mengeluarkan kebijakan yang mengharuskan arus barang dalam Pelabuhan Tanjung Priok memakai kurs mata uang rupiah.
Langkah ini dilakukan karena pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ternyata berimbas besar pada stabilitas perekonomian Indonesia. "Transaksi di Tanjung Priok pakai rupiah, kita sepakati masalah Tanjung Priok," ungkapnya.
Selain itu kalangan pengusaha tersebut juga sepakat mencapai target pertumbuhan perekonomian pada tahun ini sebesar 6,2% yaitu dengan menarik investasi dari luar negeri.
Kita sepakat mencapai target 6,2 % kita capai kita lihat kebutuhan ekonomi kita, bagaimana menarik investasi kembali, yang ada tentu kita sendiri yang invesatsi sehingga menujukan tidak ada maslah," pungkasnya. (Pew/Nur)