Kalangan pengusaha menduga kemacetan yang membuat penumpukan barang impor di Pelabuhan Tanjung Priok disebabkan terlalu banyaknya instansi yang bermain dalam bongkar muat.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan, penumpukan barang impor di Pelabuhan Tajung Priok tersebut mengakibatkan banyak barang yang membusuk. Sementara importir barang tersebut menyerah tidak mau mengurusi barangnya karena terlalu besar biayanya.
"Ini masalah Pelindo II, barang-barang busuk, importirnya lari, sekaran mau dibuang ke laut pun tidak bisa, karena mengeluarkan barang itu mesti ada biaya. Sementara mereka tidak punya biaya,'" kata Sofjan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (19/7/2013).
Menurut dia, kemacetan yang menjadi penyebab penumpukan barang tersebut diakibatkan banyaknya pihak yang mengurusi barang keluar dari pelabuhan sehingga kurangnya koordinasi.
"Di pelabuhan itu ada 16-18 pemain utama, dan itu tidak bisa terkoordinasi satu sama lainnya. Maunya sendiri-sendiri, akhirnya macet semua," ungkapnya. (Pew/Ndw)
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan, penumpukan barang impor di Pelabuhan Tajung Priok tersebut mengakibatkan banyak barang yang membusuk. Sementara importir barang tersebut menyerah tidak mau mengurusi barangnya karena terlalu besar biayanya.
"Ini masalah Pelindo II, barang-barang busuk, importirnya lari, sekaran mau dibuang ke laut pun tidak bisa, karena mengeluarkan barang itu mesti ada biaya. Sementara mereka tidak punya biaya,'" kata Sofjan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (19/7/2013).
Menurut dia, kemacetan yang menjadi penyebab penumpukan barang tersebut diakibatkan banyaknya pihak yang mengurusi barang keluar dari pelabuhan sehingga kurangnya koordinasi.
"Di pelabuhan itu ada 16-18 pemain utama, dan itu tidak bisa terkoordinasi satu sama lainnya. Maunya sendiri-sendiri, akhirnya macet semua," ungkapnya. (Pew/Ndw)