Kebangkrutan Detroit membuat karya seni bersnilai US$ 2,54 miliar di kota tersebut terancam di jual. Detroit Institute of Arts (DIA) harus membayar seorang pengacara terkemuka di tengah kekhawatiran bahwa para kreditor akan menuntut pihaknya menjual berbagai karya seni seperti Van Gogh dan Matisse.
Seperti dilansir dari The Telegraph, Minggu (21/7/2013), Kevyn Orr sebelumnya menyatakan Detroit bangkrut dan tengah menanggung utang sebesar US$ 18 miliar. Orr menegaskan, hingga saat ini belum ada keputusan apapun terkait nasib kekayaan artistik tersebut. Namun keinginan kuat para kreditor untuk mengumpulkan dana diyakini karena mengincar beberapa aset paling laris ini.
Sebanyak 38 karya terkemuka dari 60 ribu koleksi yang ada di kota itu diprediksi bernilai US$ 2,5 miliar. Selain itu, masih banyak karya lain yang dibeli dengan dana kota selama Detroit masih mengalami masa kejayaan industrinya.
Para pejabat DIA, bertempat di museum Beaux Ar, berpendapat bahwa pihaknya menyimpan koleksi karya seni milik publik sebagai warisan budaya masyarakat Michigan. Bulan lalu, Jaksa Agung Detroit Bill Schuette menyatakan pendapatnya tentang pelarangan penjualan karya seni yang merupakan kekayaan publik.
Namun hingga saat ini masih belum jelas apakah pengadilan yang mengurus kepailitan tersebut akan mendukung pendapatnya menghadapi permintaan para kreditor. Meski demikian, Schuette berpendapat, kebangkrutan yang diputuskan pengadilan fedreal yang lebih tinggi menentukan kelanjutan proses hukum secara keseluruhan.
Perselisihan karya seni ini tentu tidak mengurangi lubang utang yang besar dimana Detroit diramalkan akan mengalami penurunan industri, pengurangan populasi, kelalaian finansial dan inkompetensi politk dalam beberapa dekade mendatang.
Synder dan Orr mengatakan pihaknya membutuhkan perlindungan kebangkrutan guna menyediakan layanan dasar untuk 700 ribu warga kota. Di Detroit, sekitar 40% dari seluruh lampu lalu lintas rusak dan polisi membutuhkan sekitar 58 menit setelah menerima panggilan dari masyarakat.
Namun hal itu belum seberapa, sekitar 30 ribu para mantan pekerja dan pegawai di sana membutuhkan sekitar US$ 9 miliar untuk dana pensiun dan jaminan kesehatan. Semua dana tersebut menjadi tanggungan pemerintah kota yang diharapkan dapat dipangkas sesuai penetapan berbagai kebijakan baru. (Sis/Shd)
Seperti dilansir dari The Telegraph, Minggu (21/7/2013), Kevyn Orr sebelumnya menyatakan Detroit bangkrut dan tengah menanggung utang sebesar US$ 18 miliar. Orr menegaskan, hingga saat ini belum ada keputusan apapun terkait nasib kekayaan artistik tersebut. Namun keinginan kuat para kreditor untuk mengumpulkan dana diyakini karena mengincar beberapa aset paling laris ini.
Sebanyak 38 karya terkemuka dari 60 ribu koleksi yang ada di kota itu diprediksi bernilai US$ 2,5 miliar. Selain itu, masih banyak karya lain yang dibeli dengan dana kota selama Detroit masih mengalami masa kejayaan industrinya.
Para pejabat DIA, bertempat di museum Beaux Ar, berpendapat bahwa pihaknya menyimpan koleksi karya seni milik publik sebagai warisan budaya masyarakat Michigan. Bulan lalu, Jaksa Agung Detroit Bill Schuette menyatakan pendapatnya tentang pelarangan penjualan karya seni yang merupakan kekayaan publik.
Namun hingga saat ini masih belum jelas apakah pengadilan yang mengurus kepailitan tersebut akan mendukung pendapatnya menghadapi permintaan para kreditor. Meski demikian, Schuette berpendapat, kebangkrutan yang diputuskan pengadilan fedreal yang lebih tinggi menentukan kelanjutan proses hukum secara keseluruhan.
Perselisihan karya seni ini tentu tidak mengurangi lubang utang yang besar dimana Detroit diramalkan akan mengalami penurunan industri, pengurangan populasi, kelalaian finansial dan inkompetensi politk dalam beberapa dekade mendatang.
Synder dan Orr mengatakan pihaknya membutuhkan perlindungan kebangkrutan guna menyediakan layanan dasar untuk 700 ribu warga kota. Di Detroit, sekitar 40% dari seluruh lampu lalu lintas rusak dan polisi membutuhkan sekitar 58 menit setelah menerima panggilan dari masyarakat.
Namun hal itu belum seberapa, sekitar 30 ribu para mantan pekerja dan pegawai di sana membutuhkan sekitar US$ 9 miliar untuk dana pensiun dan jaminan kesehatan. Semua dana tersebut menjadi tanggungan pemerintah kota yang diharapkan dapat dipangkas sesuai penetapan berbagai kebijakan baru. (Sis/Shd)