Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan mengaku bertanggung jawab terhadap pemberitaan di media massa yang menyeret nama maupun bisnis patungan usaha Ustadz kondang Yusuf Mansyur.
Dahlan mengaku dirinya memang berkeinginan menemani ustad muda itu untuk menggelar klarifikasi menyangkut pencitraan nama baik Yusuf Mansyur atas pemberitaan investasi bodong sore ini di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun mantan Bos PLN tersebut harus melaporkan kinerja keuangan 35 BUMN periode kuartal II 2013 di kantor pusat Bank BTN.
"Rencananya saya mau menemani, tapi harus ke kantor BTN. Tapi saya tegaskan, beliau (Yusuf Mansyur) tidak menipu, tidak punya niat jelek, dipastikan tidak bodong karena investasinya nyata. Jalannya benar tapi banyak orang yang bilang tidak benar," tegas Dahlan saat ditemui usai Taping Ucapan Idul Fitri Pertamina di Jalan Sabang, Senin (22/7/2013).
Dahlan memastikan dirinya ingin ikut membantu Yusuf Mansyur dalam menggerakkan bisnis investasi yang mencakup tiga kriteria, yakni berisiko rendah, marjin tinggi dan bermanfaat besar bagi kepentingan umat.
Dahlan menilai, Yusuf Mansyur merupakan ustad pilihan banyak umat sehingga tak boleh ada kata menyerah meski bisnis patungan usahanya tengah ditutup sementara. "Tidak boleh patah semangat, karena usaha yang punya tiga kriteria tersebut bisa memajukan ekonomi umat," katanya.
Di sisi lain, Dahlan menyatakan, sedekah uang jamaah ustad Yusuf Mansyur tak boleh sembarang digunakan untuk membeli PT Merpati Nusantara Airline (MNA).
"Bisa memenuhi tiga kriteria itu tidak kalau Merpati dibeli. Mungkin saja marjinnya tidak besar, atau risikonya tinggi, bahkan kurang bermanfaat. Kalau memang bisa dipenuhi syaratnya, go saja," pungkas dia.
Sebelumnya, Yusuf Mansyur mengaku sanggup menghimpun dana untuk membeli Bank Mutiara dalam waktu satu pekan. Dana diambil dari sedekah umat muslim di Indonesia. Selain itu, dana tersebut juga bisa untuk menyelamatkan Merpati dari lilitan utang. "Saya cari Rp 1 triliun bisa, tergantung isunya. Satu minggu Bank Mutiara bisa selesai," ucapnya.(Fik/Shd)
Dahlan mengaku dirinya memang berkeinginan menemani ustad muda itu untuk menggelar klarifikasi menyangkut pencitraan nama baik Yusuf Mansyur atas pemberitaan investasi bodong sore ini di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun mantan Bos PLN tersebut harus melaporkan kinerja keuangan 35 BUMN periode kuartal II 2013 di kantor pusat Bank BTN.
"Rencananya saya mau menemani, tapi harus ke kantor BTN. Tapi saya tegaskan, beliau (Yusuf Mansyur) tidak menipu, tidak punya niat jelek, dipastikan tidak bodong karena investasinya nyata. Jalannya benar tapi banyak orang yang bilang tidak benar," tegas Dahlan saat ditemui usai Taping Ucapan Idul Fitri Pertamina di Jalan Sabang, Senin (22/7/2013).
Dahlan memastikan dirinya ingin ikut membantu Yusuf Mansyur dalam menggerakkan bisnis investasi yang mencakup tiga kriteria, yakni berisiko rendah, marjin tinggi dan bermanfaat besar bagi kepentingan umat.
Dahlan menilai, Yusuf Mansyur merupakan ustad pilihan banyak umat sehingga tak boleh ada kata menyerah meski bisnis patungan usahanya tengah ditutup sementara. "Tidak boleh patah semangat, karena usaha yang punya tiga kriteria tersebut bisa memajukan ekonomi umat," katanya.
Di sisi lain, Dahlan menyatakan, sedekah uang jamaah ustad Yusuf Mansyur tak boleh sembarang digunakan untuk membeli PT Merpati Nusantara Airline (MNA).
"Bisa memenuhi tiga kriteria itu tidak kalau Merpati dibeli. Mungkin saja marjinnya tidak besar, atau risikonya tinggi, bahkan kurang bermanfaat. Kalau memang bisa dipenuhi syaratnya, go saja," pungkas dia.
Sebelumnya, Yusuf Mansyur mengaku sanggup menghimpun dana untuk membeli Bank Mutiara dalam waktu satu pekan. Dana diambil dari sedekah umat muslim di Indonesia. Selain itu, dana tersebut juga bisa untuk menyelamatkan Merpati dari lilitan utang. "Saya cari Rp 1 triliun bisa, tergantung isunya. Satu minggu Bank Mutiara bisa selesai," ucapnya.(Fik/Shd)