Banyak orang menganggap bekerja hingga larut malam merupakan bagian dari kerja keras. Sebagian besar bahkan rela mengorbankan waktunya untuk keluarga atau teman demi menyelesaikan berbagai tugasnya di kantor.
Akibat terlalu banyak menghabiskan waktu untuk pekerjaan, pekerja seringkali kehilangan peluang-peluang menggembirakan untuk kehidupan pribadinya.
Bahkan, di sisi lain para atasan justru akan memandang pekerjanya sebagai orang yang tak bisa mengelola waktu kerja. Pekerja pun bisa dinilai tidak efisien dan efektif saat bekerja.
Anda harus tahu, kebanyakan orang bisa sukses dalam berkarier karena didorong kemampuan menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadinya.Â
Jika masih bingung bagaimana cara untuk bisa menyeimbangkan antara karir dan kehidupan pribadi, berikut 5 cara ampuhnya, mengutip laman magforwomen.com, Senin (22/7/2013):
1. Jangan anggap bekerja hinga larut malam berarti bekerja keras
Tak sedikit orang yang 'gila' kerja dan menyelesaikan semua tugas kantor hingga larut malam. Jika Anda salah satu darinya dan menganggap hal tersebut sebagai kerja keras berarti Anda keliru menilainya.
Perlu diketahui, beberapa atasan atau manajer melihat orang yang bekerja hingga larut malah sebagai bentuk inefisiensi kerja. Tak hanya itu, pekerja juga dianggap kurang memiliki kemampuan mengelola waktu.
Pastikan Anda menyelesaikan semua pekerjaan di waktu kerja normal guna memperoleh hidup yang lebih seimbang. Jadi, tak masalah tetap di kantor hingga pukul 7.00 atau 8.00 malam selama semua pekerjaan dapat terselesaikan.
2. Berlibur dengan baik
Seringkali pekerja tetap bekerja bahkan di hari libur seperti menghadiri beberapa pertemuan penting. Sebagai pegawai, Anda bisa mengajukan pergantian jadwal rapat di luar hari libur.
Berikanlah waktu lebih banyak untuk keluarga atau teman saat berlibur. Akhir pekan khususnya merupakan waktu yang tepat untuk beristirahat dan menyegarkan otak. Dengan begitu, Anda bisa meraih keseimbangan karier dan pribadi.
3. Belajarlah untuk memandang kehidupan pribadi dibanding prestasi kerja
Mengingat tujuan hidup dapat membantu hidup seimbang. Jika setiap hari Anda hanya fokus pada ketercapaian target penjualan, atau berapa penghasilan yang bisa diraih, segera ubah kebiasaan tersebut.
Mulailah menyadari banyak hal yang lebih penting dari sekedar target pekerjaan profesional yang dijalani. Seringkali kebahagiaan tak datang dari prestasi tersebut, tapi justru dari kehidupan pribadi Anda bersama orang-orang tercinta.
4. Berhenti menunda-nunda
Dalam bekerja, pekerja juga dituntut untuk bisa mengelola diri sendiri. Kebanyakan gagal menyeimbangkan kehidupan profesionalnya kareta terlalu sering menunda-nunda pekerjaan.
Untuk memperoleh kehidupan yang lebih seimbang, pastikan memprioritaskan mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Misalnya, Anda bisa mencuci terlebih dahulu, membereskan ruangan, lalu baru mengerjakan tugas kantor.
Melakukannya dengan baik bisa memberikan waktu lebih banyak untuk teman dan keluarga. Anda akan merasa lebih menikmatinya, karena tak perlu khawatir ada pekerjaan yang belum selesai.
5. Konsultasi dengan manajer, jika pekerjaan terlalu banyak
Benar adanya, jika pegawai dibayar untuk bekerja. Namun hal itu tak berarti Anda harus bekerja lebih dari waktu yang ditentukan. Menelan banyak hal yang tak sanggup dikunyah, merupakan kesalahan yang sering dilakukan kebanyakan orang.
Maka saat menerima beban pekerjaan yang terlalu berat, segera konsultasikan hal tersebut dengan atasan. Ceritakan betapa Anda berusaha mengelola terlalu banyak pekerjaan hingga kekurangan waktu untuk diri sendiri. Ingat, hati-hati dalam menjelaskan agar tak menuai salah paham diantara kedua belah pihak. (Sis/Nur)
Akibat terlalu banyak menghabiskan waktu untuk pekerjaan, pekerja seringkali kehilangan peluang-peluang menggembirakan untuk kehidupan pribadinya.
Bahkan, di sisi lain para atasan justru akan memandang pekerjanya sebagai orang yang tak bisa mengelola waktu kerja. Pekerja pun bisa dinilai tidak efisien dan efektif saat bekerja.
Anda harus tahu, kebanyakan orang bisa sukses dalam berkarier karena didorong kemampuan menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadinya.Â
Jika masih bingung bagaimana cara untuk bisa menyeimbangkan antara karir dan kehidupan pribadi, berikut 5 cara ampuhnya, mengutip laman magforwomen.com, Senin (22/7/2013):
1. Jangan anggap bekerja hinga larut malam berarti bekerja keras
Tak sedikit orang yang 'gila' kerja dan menyelesaikan semua tugas kantor hingga larut malam. Jika Anda salah satu darinya dan menganggap hal tersebut sebagai kerja keras berarti Anda keliru menilainya.
Perlu diketahui, beberapa atasan atau manajer melihat orang yang bekerja hingga larut malah sebagai bentuk inefisiensi kerja. Tak hanya itu, pekerja juga dianggap kurang memiliki kemampuan mengelola waktu.
Pastikan Anda menyelesaikan semua pekerjaan di waktu kerja normal guna memperoleh hidup yang lebih seimbang. Jadi, tak masalah tetap di kantor hingga pukul 7.00 atau 8.00 malam selama semua pekerjaan dapat terselesaikan.
2. Berlibur dengan baik
Seringkali pekerja tetap bekerja bahkan di hari libur seperti menghadiri beberapa pertemuan penting. Sebagai pegawai, Anda bisa mengajukan pergantian jadwal rapat di luar hari libur.
Berikanlah waktu lebih banyak untuk keluarga atau teman saat berlibur. Akhir pekan khususnya merupakan waktu yang tepat untuk beristirahat dan menyegarkan otak. Dengan begitu, Anda bisa meraih keseimbangan karier dan pribadi.
3. Belajarlah untuk memandang kehidupan pribadi dibanding prestasi kerja
Mengingat tujuan hidup dapat membantu hidup seimbang. Jika setiap hari Anda hanya fokus pada ketercapaian target penjualan, atau berapa penghasilan yang bisa diraih, segera ubah kebiasaan tersebut.
Mulailah menyadari banyak hal yang lebih penting dari sekedar target pekerjaan profesional yang dijalani. Seringkali kebahagiaan tak datang dari prestasi tersebut, tapi justru dari kehidupan pribadi Anda bersama orang-orang tercinta.
4. Berhenti menunda-nunda
Dalam bekerja, pekerja juga dituntut untuk bisa mengelola diri sendiri. Kebanyakan gagal menyeimbangkan kehidupan profesionalnya kareta terlalu sering menunda-nunda pekerjaan.
Untuk memperoleh kehidupan yang lebih seimbang, pastikan memprioritaskan mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Misalnya, Anda bisa mencuci terlebih dahulu, membereskan ruangan, lalu baru mengerjakan tugas kantor.
Melakukannya dengan baik bisa memberikan waktu lebih banyak untuk teman dan keluarga. Anda akan merasa lebih menikmatinya, karena tak perlu khawatir ada pekerjaan yang belum selesai.
5. Konsultasi dengan manajer, jika pekerjaan terlalu banyak
Benar adanya, jika pegawai dibayar untuk bekerja. Namun hal itu tak berarti Anda harus bekerja lebih dari waktu yang ditentukan. Menelan banyak hal yang tak sanggup dikunyah, merupakan kesalahan yang sering dilakukan kebanyakan orang.
Maka saat menerima beban pekerjaan yang terlalu berat, segera konsultasikan hal tersebut dengan atasan. Ceritakan betapa Anda berusaha mengelola terlalu banyak pekerjaan hingga kekurangan waktu untuk diri sendiri. Ingat, hati-hati dalam menjelaskan agar tak menuai salah paham diantara kedua belah pihak. (Sis/Nur)