PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) meraih laba bersih Rp 73,197 miliar di semester I-2013 atau naik 8,27% pada periode sama di tahun lalu yang hanya mencapai Rp 67,607 miliar.
Direktur Utama SMF Raharjo Adisusanto dalam pemaparan kinerja SMF semester I-2013 di Kantor Pusat SMF, Jakarta, Rabu (24/7/2013), mengatakan aset perseroan tumbuh sebesar 16,72% menjadi Rp 6,703 triliun hingga akhir Juni 2013. Kenaikan aset perseroan terutama dipicu meningkatnya penerbitan surat utang untuk penyaluran pinjaman.
Sepanjang Januari-Juni 2013, pendapatan perseroan tercatat mencapai Rp 264 miliar di semester I-2013 atau meningkat 25,64% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 210 miliar. Hal ini didukung adanya peningkatan pendapatan dan penyaluran pinjaman.
Perseroan juga kembali meningkat penyaluran pinjaman sebesar 39% menjadi Rp 5,118 triliun dibandingkan dengan posisi yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 3,682 triliun. Pertumbuhan penyalran pinjaman diimbangi dengan penerapan asas kehati-hatian dengan memiliki resiko kredit yang rendah dan tidak ada NPL.
Pada semester I-2013, perseroan juga mengalami peningkatan minat perbankan syariah dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk memperoleh pendanaan dari SMF. Dalam hal ini jumlah penyalur KPR yang memperoleh pembiayaan dari SMF meningkat dari sebelumnya 9 penyalur KPR menjadi 11 penyalur KPR baru.
"Kami harapkan, kedepannya minat BPD dan bank syariah bertambah untuk menggunakan dana jangka panjang dari SMF untuk disalurkan di daerahnya masing-masing," jelasnya. (Dis/Shd)
Direktur Utama SMF Raharjo Adisusanto dalam pemaparan kinerja SMF semester I-2013 di Kantor Pusat SMF, Jakarta, Rabu (24/7/2013), mengatakan aset perseroan tumbuh sebesar 16,72% menjadi Rp 6,703 triliun hingga akhir Juni 2013. Kenaikan aset perseroan terutama dipicu meningkatnya penerbitan surat utang untuk penyaluran pinjaman.
Sepanjang Januari-Juni 2013, pendapatan perseroan tercatat mencapai Rp 264 miliar di semester I-2013 atau meningkat 25,64% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 210 miliar. Hal ini didukung adanya peningkatan pendapatan dan penyaluran pinjaman.
Perseroan juga kembali meningkat penyaluran pinjaman sebesar 39% menjadi Rp 5,118 triliun dibandingkan dengan posisi yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 3,682 triliun. Pertumbuhan penyalran pinjaman diimbangi dengan penerapan asas kehati-hatian dengan memiliki resiko kredit yang rendah dan tidak ada NPL.
Pada semester I-2013, perseroan juga mengalami peningkatan minat perbankan syariah dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk memperoleh pendanaan dari SMF. Dalam hal ini jumlah penyalur KPR yang memperoleh pembiayaan dari SMF meningkat dari sebelumnya 9 penyalur KPR menjadi 11 penyalur KPR baru.
"Kami harapkan, kedepannya minat BPD dan bank syariah bertambah untuk menggunakan dana jangka panjang dari SMF untuk disalurkan di daerahnya masing-masing," jelasnya. (Dis/Shd)